Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mengharapkan hambatan bahan baku untuk industri pangan segera berakhir.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menuturkan saat ini banyak produk pangan yang diolah oleh industri masih sangat bergantung dengan bahan baku impor. Akibatnya jika kementerian lembaga teknis melakukan pembatasan impor otomatis akan langsung memukul industri.
"Kondisi ini sudah berlangsung lama [impor bahan baku pangan untuk industri], tidak kelihatan [ada masalah] karena importisasi lancar," kata Haris, Sabtu (20/1).
Saat ini Kemenperin, kata dia, terus memberikan masukan kepada kementerian dan lembaga (K/L) teknis yang memilki wewenang menerbitkan izin impor untuk bahan baku industri. Dia mengharapkan K/L memperhatikan dengan serius rekomendasi ini karena berdampak langsung terhadap keberlangsungan industri.
"Harus ada kepastian pasokan impor. Jangan ada hambatan, khusus untuk bahan baku. Harus dibedakan perlakuan dengan impor untuk konsumsi," katanya.
Dia mengatakan, untuk memperkuat industri dalam negeri, kemudahan impor ini juga harus diiringi dengan penguatan industri di dalam negeri. Pihaknya mendorong pengenaan bea keluar jika bahan mentah yang diimpor setelah diolah secara kasar kemudian di ekspor lagi untuk menjadi bahan baku di negara lain.
"Harus dilalukan pembatasan impor bahan baku dengan pengenaan bea keluar jika bahan baku itu diekspor [lagi ke negara lain]," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bahan baku untuk industri makanan dan minuman sepanjang 2017 mencapai US$5,36 miliar atau naik 16,94% dari nilai impor 2016 sebesar US$4,58 miliar.
Sedangkan bahan impor bahan penolong untuk industri makanan dan minuman tercatat sebesar US$3,44 miliar dibandingkan sebelumnya US$3,27 miliar. Atau dengan kata lain sepanjang 2017 terjadi peningkatan impor bahan penolong industri makanan dan minuman sebesar 5,19%.
Pasokan Bahan Baku Industri Mamin Terhambat, Ini Tanggapan Kemenperin
Kementerian Perindustrian mengharapkan hambatan bahan baku untuk industri pangan segera berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggara Pernando
Editor : Andhika Anggoro Wening
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu