Bisnis.com, JAKARTA--Stok infrastruktur Indonesia masih berada pada level 38% terhadap PDB atau jauh di bawah rata-rata standar dunia yakni 70% terhadap PDB.
Stok infrastruktur adalah infrastruktur yang sudah dibangun dan beroperasi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan posisi stok infrastruktur sebelum 1998 mencapai 49% terhadap PDB.
"Sekarang 38%, secara value lebih besar karena PDB Indonesia lebih besar," kata Bambang, Kamis (18/1/2018).
Melihat kondisi ini, Bambang mengungkapkan pemerintah berniat meningkatkan stok infrastruktur hingga 40%-45% terhadap PDB. Pasalnya, pemerintah ingin infrastruktur menjadi pendorong percepatan pembangunan. "Bukan faktor yang nantinya menghambat," tegasnya.
Selain itu, pemerintah tidak ingin mendengar daya saing Indonesia turun akibat kurangnya pembangunan infrastruktur.
Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah. Namun, upaya peningkatan stok infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan investasi pemerintah melalui APBN saja.
"Kalau ingin mengejar harus all out, semua pihak harus terlibat."
Bappenas memetakan pembiayaan pembangunan infrastruktur hingga 2019. Dari total kebutuhan dana sebesar Rp4.769 triliun, APBN pemerintah hanya mampu 41,3% atau Rp1.969,6 triliun. Sementara itu, sisanya sebanyak 22,2% atau Rp1.058,7 triliun dibiayai oleh BUMN dan 36,5% atau Rp1.740,7 triliun merupakan partisipasi swasta.