Bisnis.com, JAKARTA--Anak perusahaan PT PLN (Persero), yakni PT Indonesia Power melalui Unit Pembangkitan Suralaya menerima penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (LHK).
Penghargaan diberikan atas kontribusi Indonesia Power dalam registri aksi dan sumber daya pada Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI).
Menteri LHK Siti Nurbaya menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Direktur Pengembangan Dan Niaga PT Indonesia Power Adi Supriono di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
“Pembangkitan Suralaya menjadi pembangkit pertama di Indonesia yang secara voluntary telah menerapkan sistem Measurement, Reporting and Verification (MRV) untuk aksi mitigasi perubahan iklim,” ujar Adi dalam rilis yang diterima Selasa (16/1/2018).
“Kami lakukan rehabilitasi boiler dan turbin-generator di Unit 1 dan 2 PLTU Suralaya. Juga penggantian lampu TL menjadi lampu LED," lanjutnya.
Menurut Adi sistem MRV yang andal di pembangkit listrik bertujuan meningkatkan kualitas data penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca).
Baca Juga
Upaya lain PLN dalam pengurangan emisi dapat dilihat dari banyaknya pengembangan energi baru dan terbarukan seperti PLTA, PLTP, PLTB, PLTS, PLT sampah, biomass dan EBT lainnya.
Penggunaan teknologi HELE (high efficiency, low emission) seperti boiler upercritical dan ultra-supercritical untuk PLTU batu bara di pulau Jawa dan Sumatra juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya pengurangan emisi GRK dari pembangkitan tenaga listrik.
“Selain penurunan emisi dalam bentuk pengembangan pembangkit EBT, fuel switching, efisiensi energi, dan penghijauan, PLN juga melakukan upaya penurunan emisi melalui mekanisme karbon kredit,” ujar Adi.
Dia menyebutkan hingga 2017, PLN dapat menurunkan emisi CO2 (dalam bentuk Certified Emission Reduction) melalui Clean Development Mechanism sebesar 157.550 ton CO2, dan sebesar 3.721.025 ton CO2 melalui mekanisme Verified Carbon Standard.