Bisnis.com,JAKARTA—Pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) yang sudah beroperasi pada tahun lalu mencapai total kapasitas 408 megawatt (MW).
Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),tambahan pembangkit energi baru terbarukan tersebut berasal dari penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 315 MW. Total kapasitas PLTP yang telah beroperasi hingga 2017 menjadi 1.774,5 MW.
Adapun penambahan kapasitas PLTP berasal dari pengoperasian PLTP Sarulla Unit 1 dan PLTP Sarulla Unit 2 yang masing-masing berkapasitas sebesar 110 MW, PLTP Ulubelu Unit 4 sebesar 55 MW, serta PLTP Lahendong V & VI berkapasitas 40 MW.
Selain itu, tambahan lain berasal dari pembangkit listrik bioenergi (PLTBio) yang jumlahnya mencapai 24,4 MW sepanjang 2017. Jumlah itu menjadikan total kapasitas PLTBio yang terpasang sampai dengan 2017 sebesar 189 MW.
Penambahan kapasitas yang berasal dari pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) sebesar 58,51 MW sehingga totalnya sampai dengan 2017 menjadi 381 MW, sementara penambahan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), yakni sebesar 1 MW berasal dari pengoperasian PLTS Sumba Timur. Sampai dengan 2017 total PLTS beroperasi menjadi 16 MW.
Terakhir terdapat penambahan kapasitas dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 10 MW, yakni pengoperasian PLTA Pakkat.
Dengan total kapasitas PLTA yang jumlahnya telah mencapai 4.010 MW, total kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan hingga 2017 menjadi 6.370,5 MW.
Sedangkan jumlah kapasitas pembangkit listrik terpasang secara keseluruhan hingga tahun lalu adalah 52.231 MW. Dengan demikian, komposisi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan hingga saat ini mencapai 12% dari total bauran energi listrik yang terpasang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
