Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap, Sulawesi Selatan siap menghasilkan listrik pada kuartal pertama tahun ini.
Project Development Manager PT UPC Renewables Indonesia Soeripno Martosaputro mengatakan dalam perencanaan pembangunan PLTB Sidrap, sebenarnya pengoperasian ditargetkan dapat berjalan pada akhir Desember 2017. Namun dalam realisasinya terdapat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya keterlambatan hingga 2 bulan.
“Sehingga direncanakan PLTB Sidrap ini akan COD [Commercial Operation Date/operasi secara komersial] pada akhir Februari atau Maret 2018,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
PLTB Sidrap merupakan proyek pembangkit listrik bertenaga angin terbesar dan pertama yang akan beroperasi secara komersial di Indonesia ini memiliki kapasitas sebesar 75 Mega Watt (MW). Proyek dengan investasi senilai US$150 juta atau sekitar Rp2,02 triliun tersebut dikembangkan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi, yakni konsorsium yang terdiri dari UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan PLTB Sidrap dapat segera beroperasi setelah dilakukannya uji coba interkoneksi dengan jaringan PT PLN (Persero) yang direncanakan akan berlangsung akhir pekan ini.
Sebanyak 20 turbin dari 30 turbin tenaga angin yang direncanakan dibangun dan gardu induk (GI) dinyatakan telah siap terkoneksi dengan jaringan PLN sejak minggu lalu. Masing-masing turbin yang telah terbangun dan siap terkoneksi berkapasitas 2,5 MW atau 50 MW secara total.
Bila seluruh turbin telah beroperasi, PLTB Sidrap diperkirakan akan mampu mengalirkan listrik bagi sekitar 70.000 pelanggan rumah tangga di Sulawesi Selatan. Adapun, perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sudah diteken pada 2015 dengan harga 11 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh).