Bisnis.com, JAKARTA-- Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) meminta pemerintah untuk menjadikan pasar kerja Internasional sebagai salah satu target strategis penempatan tenaga kerja Indonesia.
Ketua Umum Apjati Abdullah Umar Basalamah menilai selama ini terdapat kesan pasar kerja internasional hanya menjadi pilihan darurat atas ketidaktersediaan lapangan kerja dalam negeri.
“Ke depan, saya berharap pasar kerja internasional menjadi pilihan strategis untuk direbut oleh sumber daya manusia Indonesia. Di sana, peluang kerja sangat banyak dan secara penghasilan bisa jauh lebih tinggi dari dalam negeri," katanya, mengutip keterangan resminya, Kamis (4/1/2018).
Dengan pengelolaan yang baik, dia meyakini pasar kerja internasional akan menjadi solusi penting bagi masalah ketenagakerjaan Indonesia. Dalam waktu dekat, Apjati akan mengajak mitranya di luar negeri agar melakukan investasi pelatihan kerja di Indonesia.
Abdullah menambahkan pentingnya pembangunan sumber daya manusia dengan mendasarkan pada potensi sumber daya alam nasional, pasar kerja nasional dan pasar kerja internasional.
Mengolah sumber daya alam yang melimpah diakuinya membutuhkan banyak tenaga terampil agar mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian rakyat dan pendapatan negera.
“Tidak kalah pentingnya, pemerintah harus menjadikan kebutuhan lapangan kerja nasional dan internasional sebagai dasar dari pembangunan sumber daya manusia," tambahnya.
Menurutnya, mengalirnya investasi ke Indonesia juga harus diimbangi dengan penyiapan tenaga kerja kompeten yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Pada poin tersebut peran keterlibatan dunia industri dalam investasi pelatihan kerja menjadi krusial sehingga hasil dari pelatihan kerja memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri.
APJATI: Pembangunan SDM Perlu Perhatikan Pasar Kerja Internasional
Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) meminta pemerintah untuk menjadikan pasar kerja Internasional sebagai salah satu target strategis penempatan tenaga kerja Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amanda Kusumawardhani
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu