Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prefunding US$4 Miliar, Sri Mulyani Pastikan Kas Negara Awal Tahun Aman

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan kebutuhan dana untuk belanja awal tahun cukup usai merealisasikan prefunding sebesar US$4 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan pada acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018 di Jakarta, Senin (4/12). Acara tersebut mengambil tema Keseimbangan Baru Ekonomi Digital./JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan pada acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018 di Jakarta, Senin (4/12). Acara tersebut mengambil tema Keseimbangan Baru Ekonomi Digital./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan kebutuhan dana untuk belanja awal tahun cukup usai merealisasikan prefunding sebesar US$4 miliar.

Sri mengakui ada beberapa kebutuhan pengeluaran yang cukup besar di awal tahun, misalnya pengeluaran rutin untuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dana transfer ke daerah, subsidi serta pembayaran utang.

Di sisi lain, penerimaan perpajakan di awal tahun biasanya masih rendah. Sehingga, dia mengatakan prefunding setara Rp54 triliun itu dinilai dapat mengatasi gap tersebut.

"Sudah kita tahu dan kita estimasi jumlah penerimaan pada Januari yang biasa terjadi, dengan itu maka kita lihat gap-nya, pre funding 4 miliar itu sudah lebih dari cukup,"katanya, di Istana Bogor, Selasa (5/12/2017).

Hari ini, pemerintah merealisasikan penjualan surat utang negara dalam denominasi dolar AS senilai total US$4 miliar dalam rangka prefunding atau menjamin ketersediaan anggaran pada awal tahun anggaran 2018.

Surat utang tersebut diterbitkan dengan format SEC-Registered Standalone dalam tiga seri, yakni Seri RI0123 tenor 5 tahun senilai US$1 miliar, RI0128 tenor 10 tahun US$1,25 miliar, dan RI0148 tenor 30 tahun US$1,75 miliar.

Tanggal jatuh tempo tiap seri dihitung sejak tanggal settlement obligasi ini, yakni pada 11 Desember 2017 mendatang.

Adapun, penerbitan obligasi ini memperoleh peringkat layak investasi dari seluruh lembaga pemeringkat global. Moody’s memberi peringkat Baa3, Standard & Poor’s BBB-, dan Fitch Ratings BBB-.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper