Bisnis.com, JAKARTA - Usaha peternakan menghadapi tekanan biaya produksi yang cukup berat mencapai 70% berasal dari komponen pakan yang tidak efisien dan mengandalkan pakan konsentrat dari biji-bijian, serealia, dan limbah agro industri.
Direktur Koordinator Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Zakat Nasional Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Mohd. Nasir Tajang, mengatakan tingginya biaya produksi ternak akibat sistem penyediaan pakan yang tidak efisien dan mengandalkan pakan konsentrat.
Pakan konsentrat yang berasal dari biji-bijian, lanjutnya, serealia dan limbah agro industri, saat ini penggunaannya semakin luas bukan saja untuk pakan tapi juga untuk industri yang lainnya.
“Akibatnya, pakan konsentrat yang berasal dari biji-bijian, serealia dan limbah agro industri itu semakin hari semakin mahal harganya dan relatif sulit terjangkau oleh peternakan rakyat,” katanya pada Minggu (3/12/2017).
Menurutnya, Baznas bersama sejumlah peternak dari Balai Ternak Baznas Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi Jawa Barat, belum lama ini menanam 1.000 bibit pohon jenis indigofera.
Penanaman bibit berbagai macam jenis indigofera merupakan salah satu usaha menangani masalah lingkungan dan mengurangi tekanan biaya poroduksi dari komponen pakan yang kini dihadapi para peternakan.
“Selain dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, kegiatan ini juga menjadi suatu elemen kecil hutan di suatu desa lokasi program pemberdayaan peternak yang turut serta mengurangi pemanasan global dengan sumbangan oksigen dari tumbuhan yang ditanam,” ujarnya.
Dia menjelaskan ribuan tanaman jensi indigofera itu, lanjutnya, yang ditanam di sekitar Balai Ternak Baznas Desa Sukaindah itu bermanfaat sebagai alternatif pakan bagi ternak milik warga.
Para peternak di desa tersebut, imbuhnya, menyiapkan lahan mencapai sekitar 2 hektare yang tersebar di lokasi percontohan balai ternak itu dan beberapa titik pekarangan serta kandang ternak milik warga.