Bisnis.com,JAKARTA - - Mall Pesona Square, proyek pengembang PT Menara Depok Asri siap beroperasi pada Mei 2018.
Direktur Utama PT MDS, Alwi Bagir mengatakan telah mengantongi tingkat komitmen sewa sebesar 98% dari para tenan. Sepuluh tenan diantaranya akan menjadi tenan utama dari pusat perbelanjaan itu.
"Setelah topping off Kamis (30/11) dan sebelum olerasional, serah terima unit kepada tenan akan dimulai Desember 2017, "katamya dikutip Sabtu (2/12).
Alwi mengatakan pertumbuhan dan perkembangan properti kawasan penyangga kota Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok cukup kencang.
Selain karena lokasi yang relatif dekat dengan Ibu Kota, fasilitas penunjang lainnya seperti ketersediaan infrastruktur dan kawasan komersial juga menjadi faktor penentu dan daya tarik bagi para calon penghuni.
Direktur Pemasaran PT MDS Muchsin Alatas ikut menambahkan, sampai dengan saat ini, ruang ritel yang terdapat di Mall Pesona Square telah tersewa oleh tenant antara lain seperti Centro, Cinema XXI, Hypermart, H&M, Amazone Family Entertainment, Gold’s Gym, BEST Denki, Food Avenue, dan lain-lainnya.
Dalam hal pengelolaan Mall Pesona Square, PT MDA mempercayakan kepada Cushman & Wakefield Indonesia sebagai operatornya.
Mall Pesona Square yang berdiri di atas lahan seluas 42.000 m² menelan nilai investasi sebesar Rp 1 triliun. Mall menengah atas yang terdiri dari lima lantai ini nantinya akan terhubung langsung dengan apartemen dan ruang perkantoran yang berada di kawasan superblok Pesona City dengan menggunakan jembatan gantung (skywalk) sehingga memudahkan pengunjung beraktivitas.
Selain itu, Pesona Square juga menyediakan jumlah parkir kendaraan bagi para pengunjung sebanyak 1.500 lot parkir kendaraan, sehingga memudahkan pengunjung memarkir kendaraanya.
Kehadiran pusat belanja Pesona Square diharapkan mampu mendongkrak potensi bisnis apartemen dan komersial di kawasan superblok Pesona City.
Direktur Retail Cushman & Wakefield Indonesia, Lini Djafar, menilai prospek pusat belanja saat ini masih baik terutama untuk lokasi di kota penyangga sekitar Jakarta, contohnya di Kota Depok.
Sektor pusat belanja dan ritel di kota ini masih sangat potensial. Jika sebelumnya pembangunan mal memilih lokasi di pusat kota seperti Jakarta dan lain-lain, kini kawasan yang dekat dengan pengunjung lebih menarik untuk pengembang.
Semakin padatnya kawasan pemukiman di Bodetabek tentunya menciptakan kebutuhan ruang retail yang terus meningkat karena memiliki basis pasar yang terjamin.
Menurur Lini persepsi mal sebagai tempat berbelanja kini memang sudah mulai berubah, hal ini seiring dengan positioning dari pusat perbelanjaan itu sendiri sebagai tempat berkumpul dengan keluarga, kerabat ataupun meeting point. Menghabiskan waktu liburan oleh keluarga muda saat ini lebih sering untuk “berjalan-jalan” ke mal. Pusat perbelanjaan atau mal sekarang bukan hanya tempat untuk berbelanja saja, tetapi lebih ke lifestyle.
Data dari Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan, tingkat okupansi ruang ritel di wilayah penyangga Jakarta seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami penumbuhan sebesar 0,4 persen pada semester II/2017 dari semester sebelumnya dengan tingkat okupansi rata-rata 84.3 persen atau meningkat 3,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara tingkat okupansi properti sektor ritel di Jakarta tidak mengalami perubahan yang signifikan dan mencapai tingkat okupansi cukup stabil yakni dikisaran 84.4 persen pada kuartal III/2017 atau turun 0,7 persen dari kuartal sebelumnya, tetapi mengalami kenaikan 0,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.