Bisnis.com, JAKARTA -- Pembebasan lahan proyek strategis nasional tol Serang-Panimbang sepanjang 84 kilometer mulai berjalan seiring tersedianya dana talangan lahan.
PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP) selaku badan usaha jalan tol tersebut baru menandatangani perjanjian kredit sindikasi senilai Rp894 miliar dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk dana talangan lahan tol Serang-Panimbang sepanjang total 84 kilometer.
Direktur Utama WSP Entus menambahkan, dana tersebut baru mencakup 52% dari kebutuhan dana untuk lahan yang berkisar Rp1,7 triliun. Pihaknya mengaku masih mengupayakan pinjaman tambahan untuk menutupi kekurangan dana lahan. Nantinya pinjaman tersebut akan dikembalikan oleh negara melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
"Hari ini kita mulai membayar di dua desa, tidak sekaligus semuanya. Dokumen harus divalidasi supaya tidak salah bayar," ujarnya, Kamis (16/11/2017).
Dengan adanya kucuran pinjaman ini, pihaknya mengaku mulai melakukan pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) untuk lima desa di wilayah Serang. Pihaknya menargetkan pembebasan lahan seluruhnya dapat rampung pada Maret 2018.
"Saat pembentukan satgas sampai pembayaran kan 180 hari. Dan ini memang kita PPJT [Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol]-nya Februari, April bentuk PPK [Pejabat Pembuat Komitmen], bulan Mei satgas. Artinya sampai saat ini kita masih dalam koridor,"
Adapun dana kebutuhan konstruksi senilai Rp5,3 triliun, rencananya akan dipenuhi terlebih dahulu oleh Wika dan PTPP selaku kontraktor turn key proyek tersebut. Dia mengestimasikan konstruksi dapat dimulai pada Desember tahun ini, dan rampung pada 2019 mendatang.
Proyek ruas tol Serang-Panimbang termasuk sebagai salah satu proyek prioritas nasional. Selain untuk akses ke KEK Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, proyek yang nilai investasinya mencapai Rp11,3 triliun ini diharapkan bisa mengurangi biaya logistik pengiriman barang dari kawasan industri di Pandeglang ke pelabuhan di Jakarta dan sebaliknya.