Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Indonesia mengaku waspada dengan Venezuela sebagai negara kaya minyak yang terancam bangkrut.
Hal ini dikemukakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani meskipun belum ada dampak langsung dari bangkrutnya Venezuela terhadap Indonesia.
“Saya rasa, kalau dampak langsung ke Indonesia [tidak ada], bukan saja karena geografisnya jauh, tetapi juga Venezuela hubungan ekonominya lebih sangat erat dengan negara Amerika Latin,” kata Sri Mulyani, Rabu (15/11/2017) malam.
Kendati, Indonesia perlu hati-hati jika Venezuela mengambil langkah untuk memacu produksi minyak mentahnya sehingga dapat membuat harga minyak tertekan.
“Produksi minyak di Venezuela cukup besar, dan kalau mereka mau memompa produksi banyak, harga minyak lebih tertahan lagi. Kita lihat banyak negara produsen minyak mengalami situasi ekonomi politik yang kadang tidak predictable, jadi kita tetap hati-hati terhadap perubahan harga minyak.”
Dalam hal ini dia juga menyinggung perihal negara-negara di sekitar Venezuela yang selama ini mendapatkan keuntungan berupa harga murah minyak mentah.
Kata Ani, besar kemungkinan negara-negara tersebut akan kehilangan keuntungan dengan bangkrutnya negara tersebut.
“Dengan sekarang Venezuela yang kesulitan sangat dalam dari sisi ekonominya, keuangannya, saya yakin seluruh dukungan yang diberikan ke negara-negara sekitarnya akan hilang atau bahkan menjadi susah untuk membayar kembali pinjaman.”
Adapun, kabar bangkrutnya Venezuela muncul pasca- Standard & Poor (S&P) yang menyatakan Venezuela gagal dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi utang (default).
Hal ini dilakukan seletelah negara ini tidak mampu untuk melakukan dua pembayaran bunga dan membuat investor pesimistis.