Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan enegi baru terbarukan merupakan bagian yang sangat penting dalam pencapaian target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Nasional dan berpartisipasi aktif secara global dalam penurunan emisi GRK.
"Pada tahun 2015, dalam acara COP 21 Paris, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan komitmen Indonesia mendukung upaya mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim. Presiden menyampaikan tiga pilar penting yang akan diambil Pemerintah dalam upaya penurunan emisi GRK, yaitu pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sektor produktif, penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23% pada tahun 2025, dan pengolahan sampah menjadi sumber energi," ungkap Rida kepada wartawan, Rabu (15/11).
Rida menjelaskan bahwa Kementerian ESDM telah mengambil langkah nyata untuk merealisasikan target-target pengembangan energi terbarukan, antara lain pengaturan harga jual listrik yang menarik dan penyederhanaan proses perizinan dan non perizinan.
Menurutnya, Saat ini, terdapat beberapa kemajuan dalam pengembangan energi terbarukan, antara lain dengan ditandatanganinya 68 Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) antara PT PLN dan Independent Power Producer (IPP) dengan kapasitas 1.189,67 MW hingga November 2017 yang berpotensi menurunkan emisi GRK sebesar 4,76 Juta Ton CO2.
Potensi EBT Indonesia sangat besar yaitu sekitar 441,7 Giga Watt (GW), namun hingga saat ini perannya dalam penyediaan energi nasional masih sangat terbatas yaitu 7,7%, atau terpasang sebesar 8,89 GW atau 2% dari total potensi.
"Masih terdapat peluang dan tantangan yang besar guna mencapai target bauran energi primer pada tahun 2025, kapasitas terpasang energi terbarukan ditargetkan sebesar 45 GW,” katanya.