Bisnis.com, JAKARTA—PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menargetkan produksi pabrik Semen Baturaja II mencapai hingga 600.000 ton pada akhir 2017.
Investor Relations Semen Baturaja Benny Kurniawan mengatakan Pabrik Baturaja II memulai produksi terak atau klinker pertama pada 10 Mei 2017 dan produksi semen pada 1 Juni 2017 dengan status uji coba. Pembangunan pabrik tersebut memakan waktu selama 26 bulan dan diklaim sebagai proyek pembangunan pabrik semen terintegrasi tercepat.
"Sampai akhir 2017 target produksi semen Pabrik Baturaja II sebesar 500.000 ton—600.000 ton atau dengan tingkat utilisasi pabrik 27%—32% dari total kapasitas produksi 1,85 juta ton per tahun," ujarnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Sebelum pabrik Baturaja II beroperasi, utilitas perseroan tahun ini mencapai sekitar 93%. Dengan mulai beroperasinya pabrik baru, maka utilisasi turun menjadi 48% secara keseluruhan. Adapun, kapasitas produksi Pabrik Baturaja I sebesar 2 juta ton.
Direktur Utama Semen Baturaja Rahmat Pribadi sebelumnya mengatakan perseroan masih memprioritaskan penjualan produk ke pasar domestik. Walaupun persaingan pasar regional sangat ketat akibat kelebihan pasokan, perseroan tidak serta merta banyak melepas ke pasar ekspor.
Produsen semen masih memprioritaskan penjualan produk ke pasar domestik. Ketatnya persaingan di pasar regional memaksa produsen domestik membanting harga saat melepas produk ke pasar ekspor.
"Kami masih utamakan pasar lokal di Sumatra, karena harga jualnya jauh lebih baik daripada dilepas ke pasar ekspor,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh produsen semen belum mengkapitalisasi pasar domestik dengan baik meski terjadi kelebihan pasokan sejak 2 tahun belakangan. Salah satunya penyebabnya adalah sebaran pabrik-pabrik yang kurang merata dan terus terpusat di Jawa dan Sumatera.
Rahmad menyatakan perusahaan memfokuskan penetrasi penjualan pada area selatan Sumatra karena permintaan semen pada area Sumatra Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jambi mencapai 6 juta ton. Sementara itu, pasokan semen di Sumatera hanya dipasok perseroan dengan kapasitas 3,85 juta ton.
Menurutnya, kinerja penjualan perseroan bakal bertumpu kepada penyelesaian sejumlah proyek konstruksi persiapan Asian Games di Sumatra. Beberapa di antaranya merupakan proyek LRT di Palembang dan proyek tol Bakaheuni—Terbanggi Besar.