Bisnis.com, JAKARTA-- Potensi arus laut di Indonesia untik penyediaan tenaga listrik mencapai 1,4 gigawatt (GW) yang tersebar di sepuluh lokasi
PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi di Indonesia.
Terdapat beberapa wilayah yang cocok untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana mengatakan, teknologi ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam pengembangan energi arus laut di Indonesia untuk pencapaian target bauran dari energi terbarukan 23% ditahun 2025.
"Pengembangan potensi arus laut dilakukan dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku di Indonesia," kata Rida, Jumat (10/11).
Energi arus laut yang dikembangkan oleh Naval Energies memiliki teknologi turbin sederhana, yaitu hanya memiliki satu bagian yang bergerak menggunakan air laut sebagai pelumas.
Baca Juga
Dengan teknologi ini, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah jika dibandingkan menggunakan teknologi propeller.
Dengan menggunakan OpenHydro Open-Centre Turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus sebesar 2-5 meter per detik, akan didapatkan listrik sebesar 2 mega watt (MW).
Dalam pengembangannya, turbin dapat dirangkai secara paralel untuk mendapatkan kapasitas yang optimal.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat antara dua pulau menghasilkan potensi energi yang cukup besar.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan, saat ini telah ada investor dari Belanda yang akan membangun PLTAL berkapasitas 20 MW di Selat Larantuka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan harga 7,18 cent US$ per kWh.