Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan isu kandungan logam berat beracun menyerupai telur pada komoditas ikan sarden tidak benar. Ikan sarden kaleng yang diproduksi dan beredar di Indonesia dinyatakan aman dikonsumsi.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Zulficar Mochtar mengatakan jenis ikan sarden yang diisukan mengandung logam berat berasal dari kelompok Family Clupeidae. Jenis itu tidak dijumpai di Indonesia.
Menurut dia, benda mirip telur atau kristal di dalam perut ikan sarden kaleng tersebut merupakan Glugea sardinellensis, sejenis protozoa atau parasit, yang mampu membuat sel-sel di sekelilingnya menyerupai bola untuk membentuk perisai. Sel berbentuk telur ini dapat tumbuh hingga 1-18 mm yang disebut dengan Xenoma.
"Jadi, dapat dipastikan benda mirip telur atau kristal tersebut bukan diakibatkan oleh kandungan logam berat sebagaimana diberitakan," kata Zulficar dalam siaran pers pada Rabu (8/11/2017).
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo meminta masyarakat tidak termakan berita bohong (hoax) yang beredar.
Menurut dia, proses pengolahan semua jenis ikan untuk dikalengkan telah melalui proses pemanasan tinggi (sterilisasi) sesuai dengan standar jaminan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh Organisasi PBB untuk Makanan dan Pertanian (FAO) serta diadopsi oleh Pemerintah Indonesia, seperti sertifikat kelayakan pengolahan (SKP) dan hazard analysis critical control point (HACCP).
“Dengan demikian, produk ikan olahan dalam kaleng yang beredar di Indonesia telah aman untuk dikonsumsi bagi kesehatan manusia karena tidak mengandung logam berat dan bahan berbahaya lainnya,” ungkap Nilanto.
Adapun Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina mengimbau agar masyarakat cermat melihat tanggal kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan kaleng dan menghindari pembelian produk ilegal demi memastikan keamanan dan kesehatan produk yang akan dikonsumsi.