Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi dan inovasi perguruan tinggi Indonesia.
Ke depan, Kemenristekdikti menargetkan tak kurang dari 1.000 hasil inovasi dari Perguruan Tinggi bisa digunakan kalangan industri.
Riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi, menurutnya, sangat penting dalam meningkatkan daya saing bangsa dengan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Nasir meminta agar hasil riset tidak hanya menjadi tumpukan dokumen di perpustakaan. Hasil riset harus dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, baik jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi.
Per tanggal 6 November 2017 publikasi internasional Indonesia telah mencapai 13.792 publikasi,
“Universitas Sriwijaya ikut berkontribusi dalam peningkatan jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia,” ujar Nasir saat memberikan kuliah umum dalam acara Rapat Senat Khusus Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke - 57 Universitas Sriwijaya di Graha Universitas Sriwijaya, Selasa (7/11/2017) seperti disebutkan dalam keterangan tertulis.
Kegiatan ini juga dihadiri Anggota 1 BPK RI Agung Firman Sampurna, Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti, civitas akademika Unsri dan tamu undangan lainnya.
Nasir mengungkapkan bahwa hasil riset dan inovasi perguruan tinggi harus bisa dikomersialisasikan dan masuk ke industri.
Berdasarkan data Kemenristekdikti, hasil inovasi perguruan tinggi yang telah digunakan dunia Industri saat ini telah menunjukkan peningkatan signifikan, dari hanya lima hasil inovasi pada 2014 mencapai kenaikan pada 2015 sebanyak 107, pada 2016 menjadi 331, dan 2017 menjadi 661 hasil inovasi perguruan tinggi yang telah masuk industri.
“Target kami di angka 1000,” ujar Menristekdikti.