Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Keuangan akan memantau neraca keuangan BUMN yang tengah menggarap sejumlah proyek strategis nasional yang ditugaskan oleh Pemerintah.
Hal ini menyusul adanya penurunan laba sejumlah BUMN seperti Pertamina dan PLN yang saat ini sedang menjalankan penugasan dari pemerintah.
“Kami akan terus memantau neraca dari BUMN terutama yang menjalankan tugas-tugas yang sangat penting dalam penyelenggaraan pembangunan seperti listrik dan minyak. Kami akan lihat neraca rugi laba dan beban dari sisi utang dan beban dari misi-misi yang harus dikerjakan oleh mereka,” kata Sri Mulyani, Kamis sore (2/11).
Dia menuturkan pihaknya akan turut memberi solusi jika penurunan laba sejumlah BUMN tersebut disebabkan oleh penugasan yang diberi oleh pemerintah.
“Kalau itu sebagian berasal dari kebijakan pemerintah kami akan cari solusi dari kebijakan pemerintah juga, tapi kalau itu untuk efisiensi kemampuan menutup kebocoran, kemampuan untuk memaksimalkan penerimaan mereka, itu urusan manajemen yang kami harap direksi dan manajemen lakukan.”
Kendati mencetak kenaikan pendapatan sebesar 18,88% sepanjang periode Januari-September 2017 dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih PT Pertamina (Persero) justru tergerus 29,68%.
Pendapatan pada sembilan bulan 2017 tercatat senilai US$31,38 miliar dolar. Lebih tinggi dari pendapatan pada sembilan bulan 2016 senilai US$26,62 miliar.
Namun pada 2017, laba bersih hanya senilai US$1,99 miliar, turun dari periode yang sama pada tahun lalu yang senilai US$2,83 miliar.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Malik mengatakan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) mengalami kenaikan pada tahun ini. Namun, harga bahan bakar minyak (BBM) penugasan dan subsidi tetap.
“Rata-rata [ICP] sembilan bulan di 2017 hampir naik 30%. Kita tentu tadinya berharap ada penyesuaian harga,” katanya.
Menurut perhitungan Pertamina, apabila harga BBM tersebut disesuaikan dengan formula harga keekonomian, maka pendapatan bisa mencapai US$32,8 miliar. Sementara laba bersih akan mencapai US$3,05 miliar.
Sementara itu, untuk PLN, dalam laporan neraca keuangan kuartal III/2017, perusahaan ini mencetak laba bersih sebesar Rp3,05 triliun dimana jumlah tersebut 72% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp10,97 triliun.