Bisnis.com, JAKARTA – Belum tuntas dengan skandal pemalsuan data yang melanda Kobe Steel, guncangan terhadap industri manufaktur Jepang bertambah setelah Nissan Motor Co. menghentikan produksi kendaraannya.
Produsen mobil ternama tersebut menghentikan produksi kendaraan untuk pasar lokal seiring dengan ditemukannya penyimpangan pada proses kontrol kualitas produk.
Nissan akan menghentikan produksi selama sekitar dua pekan pada enam pabriknya yang rata-rata menghasilkan 1.000 kendaraan per hari untuk pasar Jepang.
Perusahaan menemukan masih banyaknya pekerja tak bersertifikasi yang terus melakukan pemeriksaan kualitas selama berminggu-minggu bahkan setelah pihak manajemen mengidentifikasi adanya penyimpangan tersebut.
“[Namun begitu] produksi model-model untuk ekspor tidak terpengaruh,” jelas Nissan Motor Co. dalam sebuah briefing di Yokohama, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/10/2017).
Kantor berita NHK mengabarkan bahwa penyimpangan atas proses inspeksi Nissan telah terjadi selama 20 tahun. PIhak perusahaan sendiri belum memberikan komentar apapun terkait kabar ini.
Baca Juga
Industri Jepang sebelumnya telah dilanda skandal Kobe Steel Ltd. setelah produsen baja ini pada awal Oktober mengakui adanya pemalsuan data tentang ketahanan beberapa produk.
Penghentian produksi tersebut menjadi pukulan lain bagi Chief Executive Officer Nissan Motor Co. Hiroto Saikawa yang baru menjabat selama enam bulan.
"Tanggung jawab manajemen saat ini adalah bagaimana mencegah kasus ini terulang serta menormalkan operasi dan mengembalikan perusahaan ke jalur pertumbuhan,” ujar Saikawa.
“Dari sudut pandang saya jika saya melihat ada kesalahan, saya ingin melakukan tindakan drastis. Inilah tugas saya dan saya yang memimpinnya,” tegasnya.
Saham Nissan dikabarkan turun sebanyak 1,6% pada awal perdagangan hari ini di Tokyo, sementara saham Renault SA, yang memegang 43% kepemilikan dalam produsen mobil Jepang tersebut, turun 1,9% di Paris pada perdagangan Kamis (19/10/2017).
Pihak Nissan sebelumnya menyatakan akan melakukan inspeksi ulang terhadap 1,16 juta mobil yang dibuat dan dijual di Jepang antara Januari 2014-September 2017, setelah pemerintah menemukan bahwa kualitas kendaraan di pabrik-pabrik domestik mendapatkan persetujuan dari pekerja-pekerja tak bersertifikasi.
Langkah penarikan tersebut diperkirakan akan menelan biaya sekitar 25 miliar yen (US$222 juta). Pada hari Kamis Nissan menyatakan bahwa 34.000 kendaraan tambahan yang diproduksi antara 20 September-18 Oktober akan diperiksa kembali, dengan biaya tambahan sebesar 1 miliar yen.