Bisnis.com, JAKARTA— Halal Lifestyle Center menandatangani kesepakatan dengan Dinar Standard untuk membuat penelitian terkait industri halal di Indonesia.
Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar mengatakan selama ini Indonesia tidak memiliki data atau penelitian yang bisa menggambarkan kondisi industri halal. Padahal, perkembangan industri halal global dan Indonesia terus menunjukkan peningkatan.
“Arah kerja sama dalam bentuk pembuatan penelitian. Mereka [Dinas Standar] sudah berpengalaman membuat penelitian, terutama mengenai industri halal dunia,” ucapnya di sela acara ‘Halal Industry, Cultural, and Technology’, Kamis (19/10/2017).
Berdasarkan Global Islamic Economy Report 2015/2016, konsumsi produk makanan halal dan gaya hidup halal diprediksi tumbuh 10,8% per tahun hingga 2019, atau menambah nilai keekonomian US$3,7 triliun.
Pasar terbesar di segmen makanan halal adalah Indonesia dengan nilai mencapai US$190 miliar, diikuti oleh pasar Turki senilai US$168 miliar, dan Pakistan senilai US$108 miliar.
“Indonesia merupakan pasar yang signifikan untuk industri makanan halal. Saya kira data yang dihasilkan dari penelitian Dinas Standar juga akan memberikan acuan bagi Indonesia untuk menguasai pasar domestiknya,” tuturnya.