Bisnis.com, JAKARTA – Untuk memacu industri penerbangan di Indonesia, stimulus perbankan diyakini sebagai hal penting.
CEO CSE Aviation Edwin Soedarmo mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan seharusnya bisa dikembangkan menggunakan transportasi udara. Sayangnya, menurut Edwin, halangan utama industri penerbangan saat ini adalah masalah finansial dan pengetahuan atau knowledge dari sumber daya manusia (SDM).
“CSE sekarang ingin mendekatkan industri penerbangan dengan industri finansial. Salah satunya dengan memberikan training ke bank, seperti BRI Syariah ini,” ujar Edwin kepada Bisnis, Senin (16/10/2017).
Dia mengatakan CSE Aviation mencoba memberikan training dan pengetahuan terkait industri penerbangan kepada sektor perbankan dalam negeri. Tujuannya, agar sektor perbankan misalnya BRI bisa menjadi pelopor untuk pembiayaan industri penerbangan.
“Kami ingin closing the gap, selama ini kan masih memakai cara konvesional. Kami pinjam uang, lalu ditanya mana jaminannya,” tutur Edwin.
CSE baru pertama kalinya memberikan training soal aviasi untuk kalangan perbankan yakni Bank BRI Syariah. Edwin berharap ke depannya lebih banyak kesempatan bagi CSE Aviation memberikan training terkait bisnis aviasi kepada sektor finansial.
Baca Juga
“Jadi sebagai perbankan dia paham bisnis ini [aviasi] dan paham juga risikonya,” tutur Edwin.
Terkait pembiayaan, dalam kesempatan lain, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan saat ini perusahaannya memiliki banyak sumber pendanaan dari luar negeri.
Sumber finansial tersebut bisa melancarkan ekspansi bisnis perusahaan. Misalnya saja dengan perbankan asal Amerika, Exim Bank, lalu Bank Paribas, dan Asian Development Bank (ADB) khususnya untuk pembelian pesawat.
Meskipun demikian, Lion Air Group mulai membina kerjasama dengan bank anggota Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk pendanaan bisnis aviasi. Misalnya, Lion Air Group telah bekerjasama dengan Bank BRI untuk pemberian kredit sekolah bagi para pilot yang bersekolah di Angkasa Aviation Academy.
Baru-baru ini, Lion Air Group juga bekerjasama dengan Bank Tabung Negara (BTN) dan BPJS Ketenagakerjaan membangun fasilitas perumahan untuk para karyawan di perusahaan maintenance, repair, and overhaul (MRO) Batam Aero Technic.