Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah siap meresmikan dua bendungan yaitu Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur dan Bendungan Tanju di Nusa Tenggara Barat pada akhir tahun ini.
Kepala Pusat Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ni Made Sumiarsih menyatakan, pembangunan Bendungan Raknamo dilakukan sejak 2014, sedangkan Bendungan Tanju dibangun sejak 2015. Saat ini konstruksi kedua bendungan tersebut telah selesai dan tinggal menunggu jadwal peresmian.
“Kami rencanakan peresmian pertengahan November sama akhir November ini,” ujarnya, Senin (09/10)
Sebagai gambaran, Bendungan Raknamo yang dibangun dengan APBN senilai Rp710,6 miliar ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.Dengan luas area genangan bendungan mencapai 147,3 hektare, volume tampungan air bendungan ini mencapai 14 juta meter kubik.
Keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan bisa membantu menuntaskan permasalahan penyediaan air baku di Kabupaten Kupang. Selain itu, juga bermanfaat dalam pengembangan daerah irigasi di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak pun dapat teratasi.
Sementara itu, pembangunan Bendungan Tanju dilaksanakan bersamaan dengan Bendungan Mila, dan dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya dengan nilai kontrak Rp357,16 miliar. Namun, meksipun dibanguna bersamaan, pengoperasian kedua bendungan tersebut tidak dilakukan secara serentak.
“Tanju dan Mila itu bisa berfungsi dengan baik bila ada interkoneksi salurannya. Jadi sekarang Tanju diselesaikan dulu, kemudian tahun depan Mila diselesaikan dengan interkoneksi itu sehingga berfungsi tahun depan kedua-duanya,” ujarnya.
Made menambahkan, pada tahun depan, pihaknya menargetkan dapat mengairi delapan bendungan yang telah selesai masa konstruksinya. Delapan bendungan tersebut yakni Bendungan Muara Sei Gong di Kepulauan Riau, Sindang Heula di Banten, Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Mila dan Bintang Bano di NTB, Rotiklot di NTT dan Passeloreng di Sulawesi Selatan.