Bisnis.com, JAKARTA - PT Kartanegara Energi Perkasa, pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Senipah, segera memulai proyek penambahan kapasitas (ekspansi) PLTGU Senipah dari 82 megawatt (MW) menjadi 117 MW.
Konstruksi pembangkit berbahan bakar gas itu bisa dimulai setelah Kartanegara Energi Perkasa memperoleh pendanaan dari perbankan sebesar US$66 juta untuk pembangunan PLTGU Senipah Expansion 35 MW.
Kartanegara Energi Perkasa (KEP) merupakan perusahaan patungan BUMD Kutai Kartanegara dan anak perusahaan PT Toba Bara Perkasa. KEP telah mengoperasikan PLTGU Senipah 82 MW sejak 2015. Dengan tambahan 35 MW, kapasitas PLTGU Senipah akan menjadi 117 MW. Total dana investasi KEP untuk PLTGU Senipah dan Senipah Expansion mencapai US$211 juta.
Direktur Utama KEP Hamid Awalauddin mengatakan bahwa poyek PLTGU Senipah dibiayai oleh Bank BNI sebagai mandated lead arranger and book runner yang direncanakan akan bersindikasi dengan dengan Bank BRI.
"KEP telah menyelesaikan tahap financial close untuk pembangkit PLTGU Senipah Expansion. KEP berhasil mencapai financial close setelah 9 bulan menandatangani PPA [power purchase agreement]," katanya saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (9/10).
Dia mengatakan, financial close merupakan langkah awal dimulainya proses konstruksi ekspansi PLTGU yang terletak di Kalimantan Timur itu. Pembangkit ini ditargetkan beroperasi (commercial operational date/COD) pada 2019.
Hamid menjelaskan, pembangkit tersebut akan menggunakan skema combained cycle dan sprint techonology. PLTGU Senipah membutuhkan pasokan gas 20.000 MMBtu. Suplai bahan bakar gas berasal dari Blok Mahakam dengan operator Total EP Indonesie dan Inpex Corporation dan PT Truba Jaya Engineering telah ditunjuk menjadi kontraktor engineering, prorecurement and construction (EPC).
PLTGU Senipah menyalurkan listrik kepada PLN dengan harga jual listrik US$8 sen per kWh. Daya listrik akan didistribusikan melalui jaringan transmisi Mahakam yang kemudian dialiri ke wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Ekspansi pembangkit tersebut untuk untuk memenuhi proyeksi pertumbuhan kebutuhan listrik di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur mencapai 10% per tahun."