Bisnis.com, JAKARTA—PT Pupuk Indonesia (Persero) memproyeksikan konsumsi urea dalam negeri akan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.
Head Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan proyeksi tersebut berdasarkan peningkatan serapan urea untuk sektor nonsubsidi.
"Salah satu faktornya karena kami meningkatkan penetrasi pasar dengan cara membuat produk lebih kompetitif, terutama dari segi harga, untuk membendung serbuan produk impor," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (2/10/2017).
Pada semester I/2017, Pupuk Indonesia mencatatkan penyaluran sebanyak 4,3 juta ton pupuk, baik subsidi maupun nonsubsidi, ke sektor tanaman pangan. Jumlah tersebut terdiri dari 1,9 juta ton urea, 1,25 juta ton NPK, 432.000 ton SP36, 472.000 ton ZA, dan 296.000 ton pupuk organik.
Untuk tahun ini, perseroan memproyeksikan penjualan urea non subsidi bisa mencapai 1,7 juta ton. Oleh pemerintah, Pupuk Indonesia diberi tugas menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton.
Adapun, untuk pasar ekspor, Wijaya menyatakan produk Pupuk Indonesia cukup diminati konsumen. Hal tersebut disebabkan karena beberapa pabrik di luar negeri sedang menjalani perbaikan. "Jadi, untuk kondisi pasar urea ekspor kami saat ini cukup baik," katanya.
Walaupun permintaan ekspor urea Pupuk Indonesia dinilai cukup baik, perseroan tidak terlalu agresif mendorong penjualan ke luar negeri. Perseroan mengutamakan kebutuhan domestik memasuki musim tanam.