Bisnis.com, JAKARTA-- Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa 7 2x1.000 megawatt sudah mulai konstruksi dan direncanakan beroperasi pada 2019.
Direktur Pengadaan Strategis PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Supangkat Iwan Santoso mengatakan, tahap konstruksi sudah mencapai 25%.
"Kita terus berupaya agar PLTU Jawa 7 dapat beroperasi pada 2019. Saat ini, tahap konstruksi sudah 25%," katanya menjawab bisnis di Jakarta, Kamis (28/9).
Iwan mengatakan, pekan depan, Presiden Joko Widodo dijadwalkan untuk meninjau pembangkit listrik tersebut, sekaligus memimpin acara seremonial peletakan batu pertama (groundbreaking) tanda dimulainya pembangunan tersebut.
Menurutnya, pasokan batu bara 7 juta ton per tahun akan dipasok dari salah satu perusahaan tambang di Sumatra Selatan. "Kontraknya masih dalam proses."
PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten merupakan bagian proyek 35.000 MW.
Baca Juga
Pembangkit ini dibangun dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) oleh konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dan anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara yaitu PT Pembangkit Jawa Bali.
Senhua mempunyai kepemilikan saham sebesar 70% bersama PJB dengan kepemilikan saham 30%. Senhua membentuk Special Purpose Company dengan nama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB).
Proyek ini telah mendapatkan dana dari China Development Bank untuk pembangunan pembangkit tersebut. Nilai investasi yang diperlukan untuk membangun proyek diperkirakan mencapai US$2miliar.
Teknologi yang digunakan pada PLTU Jawa 7 adalah ultra super critical boiler sebagai teknologi baru di bidang pembangkitan yang berbahan bakar batubara kalori rendah (4.000 – 4.600 kkal/kg AR).
Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan.
Pembangkit tersebut akan dioperasikan secara bertahap. Pertama, pembangkit tersebut akan dioperasikan 1x1.000 MW.