Bisnis.com--SALATIGA-- PT Solo Ngawi Jaya selaku pemegang konsesi tol Solo-Ngawi sepanjang 90,25 kilometer mengalokasikan dana talangan lahan senilai Rp1 triliun untuk membebaskan lahan tambahan seluas 45 hektare guna mencapai target rampungnya konstruksi pada akhir tahun ini.
Dana itu merupakan 83% dari total dana talangan lahan yang disediakan perseroan untuk tol tersebut yang mencapai Rp1,2 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp200 miliar telah terserap untuk pembebasan lahan.
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya David Wijayatno mengatakan, saat ini pekerjaan fisik di tol Solo-Ngawi telah mencapai 75%, di mana pembebasan lahan untuk jalur utama hampir rampung. Sementara 45 hektare lahan tambahan yang masih dalam proses pembebasan merupakan lahan warga untuk kaki overepass yang berada di sepanjang jalan tol.
"Untuk lahan tambahan di Boyolali, Karanganyar, Sragen sampai Ngawi totalnya 45 hektare. Mestinya akhir bulan ini selesai untuk yang di Sragen, dan lahan di Ngawi harusnya selesai Oktober, tapi nyatanya belum selesai," ujarnya di sela-sela peresmian tol Bawen-Salatiga, Senin (25/09).
Baca Juga
Dia mengatakan, proses pembebasan lahan tambahan membutuhkan waktu yang cukup lama karena baru dimulai pada Mei tahun ini. Untuk sementara, pihaknya menggunakan mekanisme sewa lahan sambil menunggu proses kompensasi selesai.
Menurutnya, kebutuhan lahan tambahan itu terjadi akibat adanya perubahan desain konstruksi, di mana sebelumnya desain kelandaian tol direncanakan sebesar 10%, berubah menjadi 5% sehingga menyebabkan adanya kebutuhan tambahan pengadaan lahan untuk overpass. Dia mengatakan setidaknya terdapat total 30 overpass tambahan yang diperlukan.
"Kami berharap sebelum tahun ini sudah selesai, karena kami ditargetkan konstruksi selesai pada akhir tahun ini oleh pemegang saham," ujarnya.