Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Tak Mau Industri TPT Hanya Jadi 'Tukang Jahit'

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tidak ingin stigma hanya tukang jahit terus melekat pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Muhdori (ketiga kiri) memperhatikan produk tekstil ketika melakukan kunjungan kerja di PT Delami Garment Industries, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (27/9/2017)/Antara
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Muhdori (ketiga kiri) memperhatikan produk tekstil ketika melakukan kunjungan kerja di PT Delami Garment Industries, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (27/9/2017)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tidak ingin stigma hanya ‘tukang jahit’ terus melekat pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.

"Melalui upaya branding yang dilakukan, perusahaan dapat lepas dari stigma negatif industri pakaian jadi di Indonesia yang hanya menjadi 'tukang jahit' serta lebih mandiri dalam melakukan sourcing bahan baku maupun aksesorisnya," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Airlangga menyampaikan hal itu ketika melakukan kunjungan kerja di PT Delami Garment Industries di Bandung, Jawa Barat.

Mantan Anggota DPR RI itu mengapresiasi komitmen perusahaan yang memasarkan sebagian besar hasil produksinya untuk kepentingan dalam negeri serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Dalam hal ini, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait bertekad untuk terus meningkatkan kinerja industri TPT nasional.

"Salah satunya, kami mendorong peningkatan kinerja industri hulu tekstil dalam negeri sebagai penyuplai bahan baku serat, kain maupun benang karena peningkatan penggunaan bahan baku dari industri yang memiliki kebebasan dalam menentukan sumber bahan bakunya," ungkap Menperin.

General Manager PT Delami Garment Industries Fenty Tiono mengungkapkan perusahaan berdiri sejak 1979 dengan mulai memiliki 15 mesin jahit dan 30 operator untuk memproduksi celana panjang merek Woods. Pada 1987, ekspor pertama kali ke Amerika Serikat dan Jepang.

"Sejak 1990, makin besar ekspornya dengan merek Eddie Bauer, Nike, M&S, dan The Northface. Merek domestik pertama, yaitu The Executive dan saat ini brand-brand kami melayani berbagai segmen," paparnya.

Pada 2005, perusahaan meluncurkan merek DelamiBrands sebagai konsep baru industri garmen ritel. "Sekarang pabrik berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dengan tenaga kerja 2.800 orang," ungkapnya.

PT Delami Garment Industries merupakan perusahaan garmen yang secara mandiri memproduksi dan melakukan branding terhadap merk produk pakaian jadi yang mereka miliki, yaitu The Executive, Wood, Jockey, Et Cetera, Wrangler, Colorbox, Tirajeans, dan Lee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper