Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Eropa Melesat Pada September, Kuartal III Diyakini Sentuh Level Tertinggi

Ekonomi zona euro diperkirakan tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun terakhir pada kuartal ketiga setelah kenaikan yang tidak terduga di bulan September.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi zona euro diperkirakan tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun terakhir pada kuartal ketiga, setelah kenaikan yang tidak terduga pada bulan September.

Dilansir Bloomberg, indeks manajer pembelian komposit (Compositre Purchasing Managers’ Index/PMI) yang dirilis IHS Markit ke level tertinggi empat bulan di level 56,7 pada September dari 55,7 dari bulan sebelumnya.

Angka ini lebih tinggi dari estimasi ekonom yang disurvei Bloomberg yang memperkirakan PMI mencapai 55,6. Baik sektor jasa dan manufaktur meningkat.

Markit mengatakan ekonomi menunjukkan "ledakan aktivitas" pada bulan September dan survei menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7% selama kuartal tersebut. Angka ini menjadi yang tercepat sejak awal 2015.

Di sisi lain, beberapa perusahaan mengemukakan kekhawatiran pada penguatan nilai tukar euro, namun Markit mengatakan bahwa mata uang tersebut tampaknya hanya berdampak kecil pada ekspor.

Laporan terpisah pada hari Jumat menunjukkan perbaikan ekonomi Jerman dan Prancis bulan ini, dengan angka PMI kedua negara mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam tahun terakhir

Data ekonomi terakhir yang positif ini membuat zona 19 negara ini berada pada tahun terbaiknya sejak tahun 2010.

Selain itu, prospek ekonomi zona euro kembali meningkat bulan ini dalam survei ekonomi terbaru Bloomberg. Produk domestik bruto saat ini diperkirakan akan naik 2,1%, lebih tinggi 0,1% dibanding Agustus.

Bank Sentral Eropa (ECB) juga menaikkan perkiraan bulan ini menjadi 2,2%. Gubernur ECB Mario Draghi mengatakan pada saat ini ekonomi "terus tumbuh solid dan tersebar di seluruh negara dan sektor."

Dengan latar belakang tersebut, para pembuat kebijakan telah memulai perundingan untuk memperlambat pembelian aset yang telah mereka gunakan untuk membantu mendukung perekonomian dalam beberapa tahun terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper