Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Survei Revitalisasi Jalur Kereta Api Jakarta-Surabaya Segera Tuntas

Jepang akan menyelesaikan survei untuk revitalisasi jalur kereta api di utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya pada akhir September 2017.
Rel kereta api. /Bisnis.com
Rel kereta api. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Jepang akan menyelesaikan survei  revitalisasi jalur kereta api di utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya pada akhir September 2017.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulmafendi mengatakan, hasil survei tersebut nantinya akan disandingkan dengan hasil yang dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Hasil survei BPPT terkait revitalisasi jalur KA di utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya sudah hampir selesai. Sementara hasil survei yang dilakukan oleh pihak Jepang akan selesai pada 28 September 2017.

“Setelah itu, nanti kita berikan waktu biar dia analisa sedikit. Setelah itu baru kita panggil mereka dan sandingkan nanti,” kata Zulmafendi, Jakarta, Selasa malam (19/9).

Dia menambahkan, dari hasil survei tersebut akan diketahui kebutuhan biaya yang dibutuhkan guna melakukan revitalisasi jalur utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya.

Adapun terkait arah revitalisasi, ungkapnya pihaknya menginginkan dilakukan di jalur yang sudah ada atau existing karena dari segi biaya akan lebih murah dibandingkan dengan membuat jalur kereta api baru.

Dia menuturkan, membuat jalur baru akan memakan biaya lebih mahal karena harus membebaskan banyak lahan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sebelumnya, mengatakan kebutuhan biaya untuk melakukan revitalisasi jalur utara Pulau Jawa rute Jakarta – Surabaya akan lebih rendah dari Rp80 triliun dengan melakukan revitalisasi di jalur existing.

Kondisi tersebut dapat terjadi lantaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memiliki teknologi yang dapat membuat pelintasan tidak sebidang lebih murah.

Untuk diketahui, revitalisasi jalur kereta api rute Jakarta-Surabaya tersebut dilakukan agar sarana moda transportasi berbasis rel bisa menempuh perjalanan dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer per jam.

Dengan begitu, waktu tempuh antara kedua kota tersebut hanya berkisar 5 jam. kondisi tersebut, membuat moda transportasi berbasis rel bisa kompetitif dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper