Bisnis.com, GARUT—ABC Group berkolaborasi dengan Mitsui & Co. membangun pabrik susu terintegrasi, mulai dari produksi bahan baku hingga produk jadi senilai US$50 juta.
Kolaborasi ini menghasilkan dua perusahaan patungan yang memiliki fasilitas yang berbeda, yaitu PT Raffles Pacific Harvest yang mengelola peternakan sapi di Kabupaten Garut dan PT ABC Kogen Dairy yang bertempat di Cicalengka, Kabupaten Bandung sebagai pengolah susu. Pembangunan peternakan dan pabrik telah dimulai sejak 2015 dan diresmikan pada Rabu (20/9/2017).
Warren Choo, Presiden Direktur PT ABC Kogen Dairy, menyampaikan kapasitas terpasang pabrik pengolahan susu di Cicalengka bisa mencapai 160 ton per hari. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan produksi dari peternakan di Garut yang saat ini baru mencapai 12 ton per hari.
"Tahap awal kami akan mempunyai 1.000 ekor sapi. Saat ini baru 900 sapi yang ada di peternakan. Dari jumlah tersebut, baru 400 ekor yang produktif menghasilkan 12 ton per hari," kata Warren kepada jurnalis, Rabu (20/9/2017).
Kapasitas pabrik sengaja dipatok jauh lebih banyak dibandingkan dengan produksi susu di peternakan untuk mempersiapkan ekpansi bisnis yang akan dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. ABC Kogen Dairy mempersiapkan pabrik untuk menampung produksi susu ketika peternakan telah menyelesaikan pembangunan tahap kedua yang dapat menampung 4.000 ekor sapi pada beberapa tahun mendatang.
Perusahaan berencana meningkatkan jumlah produksi susu dari peternakan mencapai lebih dari dua kali lipat dari jumlah saat ini. Dalam sehari akan ada lebih dari 24 ton per hari yang bisa diproduksi, dengan catatan sapi yang produktif menghasilkan susu harus mencapai lebih dari 800 ekor.
Warren menjelaskan pendirian peternakan dan pabrik akan memecahkan masalah keterbatasan produksi susu nasional. Saat ini, susu impor masih mendominasi sebesar 70% dari total kebutuhan nasional.
Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengapresiasi kerja sama dalam membuat peternakan dan pabrik. Realisasi investasi tersebut dapat meningkatkan ketahanan pangan, khususnya untuk komoditas susu. Populasi sapi laktasi secara nasional hanya sekitar 267.000 ekor dari 533.000 sapi perah dengan produktivitas yang rendah sekitar 8 liter -12 liter per hari untuk satu ekor sapi.