Bisnis.com, JAKARTA—Industri pengemasan mengidentifikasi adanya pergeseran pola pikir konsumen ketika membeli suatu produk. Konsumen milenial menganggap kualitas visual kemasan lebih penting ketimbang kualitas konten produk.
“Sekarang konsumen, terutama yang milenial, enggak terlalu peduli lagi dengan rasa produk food & beverages. Justru daya tarik konsumen itu lebih karena faktor kemasannya lucu atau enggak,” ujar Manajer Komunikasi PT Tetra Pak Indonesia Gabriell Angriani di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Sementara itu, pabrikan makanan minuman dan consumer goods belum begitu baik merespons pergeseran perilaku konsumen tersebut. Belum banyak sektor manufaktur yang mengantisipasi perubahan pola konsumsi itu.
“Biasanya pemegang merk food & beverages dan consumer goods itu ingin menaruh tulisan sebanyak mungkin di kemasan, tapi trennya bukan seperti itu lagi. Ini yang mestinya diantisipasi,” ujarnya.
Tetra Pak merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor pengemasan produk berbasis karton. Perseroan memfokuskan bisnis pengemasan terhadap produk klien pabrikan dairy. “Memang fokusnya kami hanya packaging karton dibandingkan dengan pakai kemasan plastik, selain lebih ramah lingkungan dan juga mudah lebih menjaga kualitas food grade.”
Proyeksi laju pertumbuhan bisnis pengemasan melambat seiring dengan penurunan angka penjualan ritel produk makanan minuman dan consumer goods.
Sebelumnya, Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa memprediksi pertumbuhan industri pengemasan pada tahun ini sebesar 5%. “Tetap tumbuh tapi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang bisa 7%—9%,” ujarnya. Menurutnya, nilai pasar bisnis pengemasan pada tahun lalu mencapai Rp83 triliun.