Bisnis.com, JAKARTA— Perkembangan aplikasi digital dinilai mampu menumbuhkan bisnis waralaba terutama pada sektor makanan dan minuman.
Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) dan Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Waralaba, Lisensi, dan Kemitraan Levita G. Supit menuturkan tren digitalisasi ini turut memberikan multiplier effect kepada sektor lain, seperti logistik dan pengiriman barang.
"Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk membuka usaha waralaba, terutama di kalangan pelaku bisnis yang berusia produktif. Hal ini mendorong maraknya jenis waralaba yang semakin beragam dan kreatif. Melalui FLEI, terbuka lebar peluang bagi pelaku bisnis di Indonesia untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan mengembangkan bisnis mereka," terang dia, Jumat (8/9).
Indonesia's Biggest Business Expo kembali digelar dengan menghadirkan 450 merek dari berbagai negara. Pameran yang digelar pada 8-10 September 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta ini mendatangkan peserta dari 18 negara, di antaranya Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Korea Selatan, India, China, Hongkong, Selandia Baru, Australia, AS, Finlandia, Jepang, Swedia, dan Italia.
Pameran ini mencakup tiga acara sekaligus yaitu The 15th Edition of Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2017, Cafe & Brasserie Expo Indonesia (CBI), dan Retail & Solution Expo Indonesia.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan waralaba bukan saja peluang usaha, tapi bertujuan mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk turut memasarkan produk kreatif berbasis budaya lokal dan memperkenalkannya ke pasar global.
"Oleh sebab itu, pelaku waralaba di Indonesia diharapkan dapat bersaing di pasar global dalam rangka memperkenalkan maupun memasarkan produk yang dimilikinya, baik di Indonesia maupun mancanegara," papar dia.
FLEI 2017 disebut sebagai gerbang bagi para pemilik waralaba dan merek dalam negeri yang ingin mengembangkan usahanya ke seluruh Indonesia dan go international. Selain itu, menjadi ajang bagi pemain waralaba internasional, pemegang merek dan lisensi yang ingin melakukan penetrasi ke pasar Indonesia dan Asean. Selain pameran, diselenggarakan juga Business Matching antara investor dan pembeli dengan para pemilik merek ataupun supplier pendukung bisnis.
Adapun CBI 2017 ditujukan sebagai ajang pertemuan mitra utama dalam industri kafe dengan para audiensnya. Acara ini juga diharapkan menjadi tempat untuk membuka pasar baru bagi komoditas kopi dan teh, dari dalam maupun luar negeri.
Ketua Umum Asosiasi Kopi Special Indonesia (AKSI) Syafrudin menyatakan perkembangan gerai kopi di Tanah Air semakin marak dan menunjukkan budaya minum kopi terus meningkat.
"Merupakan misi utama kami untuk mengedukasi pasar kopi yang ada di dunia tentang segala hal yang berkenaan dengan specialty coffee, mengembangkan sistem standardisasi serta sertifikasi kopi yang efektif, mengatasi masalah supply chain, sekaligus menciptakan jejaring yang baik bagi pelaku industri," jelas dia.