Bisnis.com, JAKARTA — Alim Markus, taipan pemilik Grup Maspion, bakal merambah bisnis hilir pertambangan, yaitu produk jadi alumunium atau slab.
Slab merupakan produk jadi dari pengolahan bijih bauksit. Bijih bauksit diolah menjadi alumina kemudian diolah lagi menjadi logam aluminium primer (ingot).
Saat ini, produsen ingot adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Inalum mengimpor alumina untuk diolah menjadi ingot dan produk turunannya, seperti aluminium rod, slab, bar, billet, dan strip.
Maspion Grup melalui anak usahanya PT Alumindo Light Metal Industri Tbk. bekerja sama dengan Inalum akan membangun pabrik aluminium slab di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Alim Markus mengatakan bahwa saat ini pasokan aluminium slab di Indonesia masih bergantung pada impor, terutama dari China.
Oleh karena itu, Maspion Group menggandeng Inalum untuk membangun pabrik slab sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor tersebut.
Slab banyak digunakan untuk bangunan dan konstruksi serta bahan baku peralatan logam.
Sebagai tahap awal, Alumindo Light Metal Industri menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Inalum pada Rabu (6/9).
“Lembaran baru bagi Alumindo join pelaku usaha dari swasta. Saya gembira dengan rekan-rekan kami, kami tahu jelas bahwa suatu Negara yang ingin memajukan industriny, dari kapal terbang dan kereta super cepat yang akan dibangun dan lain-lain,” katanya saat melakukan MoU dengan Inalum, Rabu (6/9).
Melalui kerja sama itu, Alim berharap agar produk dari pabrik tersebut dapat memenuhi pangsa pasar dalam negeri.
Inalum memegang saham mayoritas dalam kerja sama itu, yaitu 60%, sedangkan Alumindo 22% dan PT Parna Raya 18%.