Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset dan Pengembangan Industri Terus Didorong

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri berupaya meningkatkan penelitian dan pengembangan guna menghasilkan produk kreatif yang dapat berlaga di pasar internasional.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, BOGOR—Badan Penelitian dan Pengembangan Industri berupaya meningkatkan penelitian dan pengembangan guna menghasilkan produk kreatif yang dapat berlaga di pasar internasional.

Lintong Sopandi Hutahean, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kemeterian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan hasil penelitian dan pengembangan dapat menjawab segala peluang dan tantangan. Pemerintah berharap investasi baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalir serta menghasilkan berbagai inovasi.

Smartphone saat ini adalah hasil dari research and development (R&D) dari berbagai perusahaan terkemuka dunia. Produsen smartphone menanamkan anggaran yang tinggi untuk berinvestasi di sektor R&D dibandingkan dengan biaya manufacturing,” kata Lintong, Senin (4/9/2017).

Menurutnya, ada dua pilar penting yang mampu mendukung peningkatan daya saing ekonomi nasional, yaitu inovasi dan kesiapan teknologi. Menurut catatan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPPI) tingkat inovasi Indonesia menempati peringkat 31 dari 144 negara.

BPPI menilai untuk memacu R&D diperlukan riset mendalam guna menjawab kebutuhan industri. Selain itu, kemampuan serta penguasaan dan penerapan teknologi juga diperlukan. Riset juga perlu ditopang oleh perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dengan cara mematenkan karya.

Selama periode tahun 2005-2017, Kemenperin sudah menghasilkan 91 paten yang terdiri dari 79 paten dan 12 paten sederhana. Dari total tersebut, 37 paten tercatat sudah didapatkan, 25 paten masih dalam tahap pemeriksaan substantif, dan 29 paten lainnya masih dalam pemeriksaan administratif.

Dari keseluruhan hasil litbang tersebut, baik yang sudah maupun belum dipatenkan telah diterapkan oleh industri, seperti kertas kemasan baja, peredam suara dari limbah tekstil, alat pembuat kacang goyang, rekayasa alat pengganti kuas pengoles sambal keripik sanjai, dan lainnya.

“Walau anggaran R&D di Indonesia masih minim, Litbang harus bisa mengakalinya dengan bekerja sama dengan industri,” katanya.

Dia menambahkan, kolaborasi antara litbang dan pelaku industri harus terus ditingkatkan baik di level pabrikan besar maupun di tingkat pebisnis kecil dan menengah. “Dengan kolaborasi itu kita mendapatkan dana penelitian sekaligus peluang untuk berakselerasi lebih cepat,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper