Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pelaku usaha optimistis pasar daging beku di Indonesia akan lebih berkembang dibandingkan dengan daging segar seiring dengan membaiknya permintaan konsumen belakangan ini.
Ketua Umum Asosiasi Distributor Daging Indonesia Ahmad Hadi mengatakan setelah diberlakukannya harga eceran tertinggi (HET) pada momentum ramadan dan lebaran 2017 bisa menjadi cerminan pasar daging beku.
"Khusus untuk konsumsi masyarakat, ada peningkatan serapan setelah pemerintah memberlakukan HET daging beku. Ini akan terus berlanjut tidak hanya pada momentum Ramadan dan Lebaran saja," ujarnya di sela-sela diskusi Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) Institut Pertanian Bogor (IPB) Kamis (31/8).
Menurutnya, pelaku usaha juga saat ini sudah mulai mengandalkan daging beku dibandingkan daging segar untuk konsumsi kalangan dunia usaha seperti bisnis kaetring, rumah makan dan hotel.
Dia menjelaskan, selaku distributor daging tunggal yang bekerja sama dengan pemerintah, pihaknya secara bertahap akan memeprbaiki pasokan daging beku ke masyarakat untuk bisa mewujudkan stabilisasi harga.
"Harga daging beku yang ditetapkan Rp80.000 itu memang belum sempurna dan kalau ada ketidak puasaan kan itu masih proses. Kami akan turut membantu melanjutkan program HET daging beku ini," paparnya.
Pada kesematan yang sama, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna mengatakan rantai distribusi daging beku di Tanah Air sudah mulai membaik.
Daging beku yang diimpor Dharma Jaya sendiri, kata dia, langsung dipasarkan kepada warga Jakarta. Sebab serapan daging beku di Jakarta cukup besar terutama konsumen yang memegang Kartu Jakarta Pintar.
Dia menjelaskan ketika daging beku diimpor, Dharma Jaya selaku BUMD sektor pangan milik Pemprov DKI Jakarta langsung memotong dan mengemasnya untuk diserap oleh warga Jakarta.
"Serapan daging beku Dharma Jaya sebulannya bisa mencapai 150 ton untuk dinikmati oleh warga DKI pengguna KJP," paparnya.
Saat ini, pihaknya tengah mengembangkan lahan peternakan untuk pembibitan dan penggemukan sapi di NTT di atas lahan 420 hektare dengan investasi sekitar Rp36 miliar.
Pengembangan peternakan dengan konsep industri tersebut diharapkan bisa memenuhi pasokan untuk diserap oleh warga DKi Jakarta.
Sementara itu, Ketua Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) Luki Abdulah berharap industri sapi lokal bisa lebih berkembang dengan digalakannya pengembangan daging sapi beku.
Menurutnya, selama ini pasar daging sapi beku belum terlalu signifikan dibandingkan dengan daging segar.
"Kami ingin stimulasi industri sapi lokal. Karena selama ini market sapi ini jual hidup sehingga nilainya kurang," paparnya.
Dia berharap para pelaku usaha sapi bisa lebih memiliki akses pasar yang bagus. Oleh karena itu harus terlebih dahulu disiapkan model marketnya.
Luki memaparkan pengelolaan daging sapi beku harus sudah dikembangkan, tentunya dengan sistem yang mendukung agar kualitasnya tetap baik.
Misalnya, kata dia, tak sedikit pelaku usaha membeli sapi hidup dari NTT untuk dibawa ke Jawa. Padahal agar bisa lebih efisien sapi bisa dipotong di sana.
"Nah, ini tantangannya kenapa mereka lebih memilih membawa sapi hidup dari NTT karena kalau bawa sapi yang telah dipotong marketnya tidak ada. Makanya harus disiapkan modelnya," ujarnya.
Dia memaparkan pihaknya akan terus memberikan stimulus bahwa daging sapi beku dengan cara pengelolaannya yang benar kualitasnya juga lebih bagus. "Oleh karena itu, kami perlu regulasi dari pemerintah sebagai dukungan."
Sementara itu, Ketua Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Ahmad Sulaeman mengatakan daging beku memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dari daging segar.
Dia mengusulkan agar kampanye daging beku untuk dikonsumsi bisa lebih gencar agar masyarakat tak ragu lagi untuk mengkonsumsi daging beku.
"Selama ini persepsi masyarakat terhadap daging beku adalah daging yang sudah lama dan daging hasil impor. Persepsi masyarakat itu harus diubah," paparnya.
Pasar Daging Beku Bakal Berkembang
Kalangan pelaku usaha optimistis pasar daging beku di Indonesia akan lebih berkembang dibandingkan dengan daging segar seiring dengan membaiknya permintaan konsumen belakangan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
38 menit yang lalu
Tax Amnesty Jilid III, Dari Siapa dan Untuk Siapa?
49 menit yang lalu
Scott Bessent Ditunjuk jadi Menkeu AS, Pasar Saham Menghijau
1 jam yang lalu