Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Baja Inginkan Harmonisasi Tarif Impor

Produsen baja meminta pemerintah untuk menyelaraskan tarif bea masuk impor pada seluruh jenis komoditas baja.
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen baja meminta pemerintah untuk menyelaraskan tarif bea masuk impor pada seluruh jenis komoditas baja.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (The Indonesian Iron and Steel Association/IISIA) Hidayat Triseputro menyatakan pemerintah baru sebatas mengenakan bea masuk pada produk baja hulu.

“Maka banyak pengenaan tarif yang tidak harmonis. Proteksi terkesan masih hanya ditetapkan pada produk produk hulu, sedangkan pada produk hilir sama sekali tidak ada perlindungan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/8/2017).

Penerapan kebijakan tarif seperti itu turut memberikan manfaat yang optimal terhadap pengendalian baja impor sebab nyatanya produksi dalam negeri lebih sulilt terserap lantaran produk hilir dibanjiri baja impor.

Law enforcement terhadap produksi lokal maupun untuk baja impor masih perlu ditingkatkan. Apakah itu dengan menerapkan SNI dan sebagainya,” ujarnya.

Hidayat menyatakan pengetatan pengawasan produk baja impor merupakan salah satu hal yang mesti dibenahi, terutama untuk mencegah praktik  pengalihan kode HS kepabeanan.

Menurutnya, pabrikan baja lokal bukannya anti terhadap produk impor karena kapasitas terpasang pabrikan lokal memang belum mampu memenuhi seluruh permintaan nasional. Hanya saja, produsen baja selalu meminta perlindungan pemerintah dari berbagai kemungkinan perdagangan yang tidak adil.

“Masih banyak diperlukan perbaikan regulasi. Seperti misalnya impurities untuk bahan baku daur ulang besi tua, bahan baku utama peleburan baja dan sebagainya. Aturan itu belum begitu jelas,” ujarnya.

Minimnya pengawasan juga dibayangi dengan tingginya ongkos logistik. Akibatnya, baja produksi lokal menjadi kurang kompetitif.  Hidayat mengumpamakan distribusi dari pabrik baja dari Vietnam ke Jawa jauh lebih efisien ketimbang membawa dari Sumatera. ”Hal itu yang juga menjadi pemicu mengapa banyak yang memilih pembelian dari negara lain seperti Vietnam dan China,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat volume impor besi dan baja pada Juli 2017 mencapai 0,93 juta ton. Nilai impor pada periode tersebut mencapai US$636,6 juta. Volume impor besi dan baja tersebut naik 26% bila dibandingkan Juni  2017 sebanyak 0,73 juta ton dengan nilai mencapai US$449,5 juta.

Impor besi dan baja year-to-date Januari—Juli 2017 sebesar 7,09 juta ton dengan nilai US$4,16 miliar. Volume impor itu turun 5% bila dibandingkan periode Januari—Juli 2016 sebanyak 7,48 juta ton dengan nilai US$3,35 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper