Bisnis.com, JAKARTA--Porsi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menyentuh 41,6% dari total 18,8 juta kilo liter (kl) hingga Juli 2017.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan bila dibandingkan dengan realisasi konsumsi di periode Juli 2016, porsi konsumsi premium masih sebesar 79,6%.
Saat ini, realisasi konsumsi premium sebesar 7,82 juta kl. Kemudian, realisasi konsumsi pertalite 7,63 juta kl atau mengambil porsi sebesar 40,6% dan pertamax sebesar 3,34 juta kl dengan porsi 17,8%.
Dia menilai naiknya porsi konsumsi bahan bakar khusus (BBK), disebabkan naiknya kesadaran untuk menggunakan bahan bakar yang lebih bersih.
"Selama Januari-Juli 2017, dari penjualan gasoline 18,8 juta kiloliter, porsi Premium merosot menjadi hanya 41,6 %, sedangkan BBM berkualitas tinggi jenis Pertalite melonjak drastis menjadi 40,6 %, dan Pertamax series juga meningkat menjadi 17,8 %," ujarnya di Jakarta, Senin (21/8/2017).
Seperti diketahui, pemerintah menggenjot agar sektor transportasi bisa menggunakan bahan bakar yang lebih bersih.
Baca Juga
Dari data Platts edisi Agustus 2017, saat ini, Indonesia masih menerapkan bahan bakar minyak dengan standar Euro 3 yakni dengan kandungan sulfur 500 ppm. Negara lain yang juga masih menerapkan standar Euro 3 yakni Malaysia.
Sama seperti Indonesia, Malaysia juga berencana menaikkan standar ke Euro 4 dengan batas toleransi kandungan sulfur sebesar 50 ppm yang dimulai pada Oktober 2018. Sementara itu, Filipina justru telah menerapkan standar Euro 4 yang rencananya akan terus dikurangi kandungan sulfurnya hingga 10 ppm.