Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) diperkirakan membayar pengerjaan proyek prasarana kereta ringan (light rail transit/LRT) terintegrasi di Jabodebek tahap pertama ke PT Adhi Karya Tbk sebagai kontraktor pada awal Desember 2017.
Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Budi Noviantoro mengatakan pembayaran yang akan dilakukan oleh KAI sebagai pemilik proyek kepada PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) sesuai dengan progres pembangunan.
Besaran pembayaran yang akan dilakukan oleh perusahaan kepada BUMN kontrtaktor tersebut pada awal Desember, lanjutnya, kemungkinan sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun.
“Diharapkan awal Desember itu kontraktornya kami bayar. Karena kontraktor selama ini membiayai dulu, nanti dari dana perbankan cair ya kita bayar,” kata Budi di Jakarta pada Selasa (15/8/2017).
Dia menjelaskan dana pinjaman perbankan akan cair setelah adanya perjanjian sindikasi perbankan yang kemungkinan terjadi pada November 2017.
Proses perjanjian sindikasi perbankan, lanjutnya terjadi setelah perjanjian atau kontrak konsesi Kementerian Perhubungan dengan PT KAI.
“Untuk dapat pinjaman, kita dapat PMN [baru] Rp2 triliun dan relokasi dari [PMN] Trans Sumatra. Besok kita rapat di Kemenkeu untuk memproses. Ini semua satu tim bergerak bersama, dan ini harus berhasil,” ucapnya.
Saat ini, lanjnut Budi, surat dari Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah keluar. Surat itu, tuturnya, memutuskan pembiayaan proyek LRT Jabodebek menggunakan dana perusahaan, bukan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“LRT posisi dan surat dari ibu Menkeu sudah keluar. Itu yang kita tunggu untuk melangkah lebih lanjut. Surat Menkeu yang memutuskan pembiayaan LRT menggunakan dana korporasi, bukan APBN,” katanya.
Dengan keluarnya surat dari Menkeu tersebut, PT KAI tinggal menunggu surat jaminan dari pemerintah. Dia berharap surat jaminan tersebut keluar dalam waktu dekat.
Setelah surat jaminan pemerintah keluar, langkah selanjutnya adalah merealisasikan perjanjian Kemenhub dengan KAI.
Budi melanjutkan skema pembiayaan pada proyek infrastruktur kereta api ringan terintegrasi di Jabodebek akan dicoba digunakan untuk semua proyek infrastruktur jika skema yang diterapkan pada LRT Jabodebek berhasil.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan pihaknya berharap LRT Jabodebek bisa membantu kelancaran lalu lintas di jalan raya yang selama ini mengalami kemacetan.
Dia menuturkan pihaknya akan bekerja keras menyelesaikan proyek tersebut dan dapat beroperasi sesuai dengan target yaitu pada pertengahan atau April 2019.