Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Qatar Minta 10 Komoditas Ekspor Indonesia

Qatar meminta Indonesia untuk mengekspor 10 komoditas ekspor di tengah krisis diplomatik yang melanda negara itu.
Ilustrasi./.Bloomberg-David Paul Morris
Ilustrasi./.Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA — Qatar meminta Indonesia untuk mengekspor 10 komoditas ekspor di tengah krisis diplomatik yang melanda negara itu.

Chairman Qatar and Kuwait Business Council (QKBC) Hendra Hartono memaparkan terdapat 10 barang yang diminta Qatar dari Indonesia yakni alat tulis kantor, kertas, mebel, ayam potong, briket, makanan jadi, ikan segar, garmen, mesin jahit, serta obat-obatan.

Dia menyebut tim Komite Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (KT2OKI) akan melakukan misi dagang pada akhir Agustus 2017.

“Misi kami untuk mempelajari 10 produk yang diminta oleh Qatar mulai dari regulasi hingga hambatan perdagangannya,” paparnya di Jakarta, Kamis (10/8).

Hendra menjelaskan ada sekitar 100 pelaku usaha dari dalam negeri yang siap memenuhi permintaan Qatar. Nantinya, akan diadakan pertemuan bisnis antara para pelaku usaha dari Indonesia dengan importir di Qatar pada November 2017. 

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani sebelumnya mengatakan krisis tersebut justru melahirkan peluang bagi Indonesia dalam urusan peningkatan ekspor. Pasalnya, Qatar selama ini menggantungkan impor bahan makanan kepada Arab Saudi.

“Sebagai negara gurun, untuk makanan Qatar sangat bergantung kepada impor,” jelas Shinta.

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia terhadap Qatar mengalami peningkatan defisit dari 2015 ke 2016. Hal tersebut disebabkan besarnya impor minyak dan gas dari negara itu ke dalam negeri.

Total perdagangan antara kedua negara mencapai US$914,99 juta pada 2016. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya sebesar US$828,33 juta.

Hal tersebut juga berimbas pada defisit neraca perdagangan yang meningkat dari 2015 ke 2015 atau sebesar US$635,28 juta menjadi US$799,90 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper