Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2017, Penjualan Indocement Turun 1,4%

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mencatatkan penurunan penjualan semen sepanjang paruh pertama tahun ini.
Pabrik semen milik PT Indocement terlihat dari atas Bukit Palimanan, Cirebon, Jawa Barat./Antara-Dedhez Anggara
Pabrik semen milik PT Indocement terlihat dari atas Bukit Palimanan, Cirebon, Jawa Barat./Antara-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mencatatkan penurunan penjualan semen sepanjang paruh pertama tahun ini. Walaupun demikian, perseroan masih optimistis volume penjualan hingga akhir tahun bisa mencapai 5% secara tahunan (year on year).

Christian Kartawijaya, Direktur Utama Indocement, mengatakan volume penjualan domestik pada semester I/2017 sebesar 7,8 juta ton atau turun 1,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,9 juta ton.

Menurutnya, hal ini disebabkan banyak proyek terhenti selama 2 hingga 3 pekan selama Juni 2017 atau selama libur Lebaran.

“Kalau penjualan kami di Juni 2017-Juli 2017 dibandingkan dengan Juni 2016-Juli 2016, ada pertumbuhan sekitar 6% hingga 7%. Ini kami lihat mulai ada turn around, sehingga kami lihat di akhir tahun bisa 5% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya di Jakarta pada Senin (7/8/2017).

Secara nasional, permintaan semen domestik nasional menurun sebesar 1,3% y-o-y. Penurunan konsumsi semen ini juga menyebabkan pangsa pasar perseroan terkoreksi dari 26,5% menjadi 25,5%.

Konsumsi semen di Jakarta yang menjadi home market emiten dengan kode saham INTP tersebut turun cukup tajam sebesar 7,7% y-o-y, sedangkan permintaan di Jawa Barat turun 2,7% y-o-y.

Pada paruh kedua 2017, Christian memproyeksikan permintaan domestik lebih kuat terutama berasal dari dimulainya kembali proyek infrastruktur yang akan membawa dampak ke sektor properti, baik hunian maupun komersial.

Menurut dia, permasalahan yang dihadapi para produsen semen saat ini adalah kelebihan pasokan 40 juta ton dan juga penurunan harga akibat persaingan bisnis. Harga semen Tiga Roda produksi perseroan turun 10% hingga 12% dibandingkan dengan harga jual tahun lalu.

Adapun, dalam menghadapi oversupply, Indocement hanya menjalankan lini produksi yang paling efisien, seperti pabrik baru P14 dengan kapasitas 4,4 juta ton di Citeureup. Saat ini P14 sudah beroperasi penuh dan mampu menekan biaya US$4 hingga US$5 per ton dibandingkan dengan pabrik yang lebih tua.

“Kami matikan pabrik yang tidak efisien, yaitu P1, P2, dan P6, sehingga tingkat utilitas kami sekarang di kisaran 70% hingga 75%,” jelasnya.

Untuk bisa bertarung dengan semen yang lebih murah, Indocement mengeluarkan produk semen pozzolan Portland cement (PPC) dengan brand Rajawali yang volume produksinya sebesar 2% dari produksi total.

Selain itu, Indocement juga memproduksi clinker sebagai alternatif pendapatan. Untuk pasar ekspor, Christian menyebutkan perseroan tidak banyak mengirim semennya ke pasar luar negeri.

“Kami kirim ke Bangladesh dan Srilanka, tetapi hanya sebagian volume. Kami lebih fokus ke domestic clinker,” kata Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper