Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mogok Kerja JICT Berlanjut, GINSI Nilai Pemerintah Tak Tegas

Mogok kerja di Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Kamis 3 Agustus 2017 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat importir di pelabuhan itu semakin cemas.
Aksi mogok pekerja JICT hari kedua pada Jumat (4/8/2017)/Bisnis.com-Akhmad Mabrori
Aksi mogok pekerja JICT hari kedua pada Jumat (4/8/2017)/Bisnis.com-Akhmad Mabrori

Bisnis.com, JAKARTA - Mogok kerja di Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Kamis 3 Agustus 2017 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat importir di pelabuhan itu semakin cemas.

Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Jakarta, Subandi mengatakan, pengalihan sebagian kapal ke New Priok Container Terminal One (NPCT-1) bukanlah keputusan yang mengenakkan buat importir.

"Kondisi itu mengingat pelayanan di terminal tersebut sangat buruk akibat infrastruktur dan peralatan yang tidak memadai plus pelayanan yang kurang responsif dan kurang profesional,"ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (5/8/2017).

Dia mengatakan, kondisi itupun semakin menambah panjang pelayanan dan berakibat pada membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan pengguna jasa termasuk importir.

Seharusnya,imbuhnya, pemerintah tegas pada pihak yang sedang bersengketa agar cepat mengakhiri mogok kerja yang telah merugikan bukan saja pada pengguna jasa tetapi juga pada perekonomian Indonesia serta nama baik Indonesia di mata Internasional.

Pihaknya mencurigai managemen Pelindo II maupun JICT sengaja tidak mau menyelesaikan masalah ini karena ada sesuatu yang disembunyikan.

"Pemerintah harus mencari tahu siapa dalang dibalik tidak ada penyelesaian masalah di JICT hingga hari ini dan apa alasannya mengingat telah mengorbankan kepentingan semuanya," paparnya.

Ratusan pekerja JICT tetap menggelar aksi mogok kerja mulai pukul 07.00 Wib Sabtu (5/8). Ini merupakan hari ketiga aksi mogok yang dilakulan Serikat Pekerja Jakarta Interantional Container Terminal.(K1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper