Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Terapkan Inovasi Teknologi Pacu Pembangunan Infrastruktur

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ada lima inovasi utama dalam akselerasi pembangunan infrastruktur, yakni kerangka hukum dan perundangan yang kondusif, inovasi pembiayaan dan pendanaan pembangunan infrastruktur, kepemimpinan yang kuat, koordinasi antar lembaga yang solid, dan juga penerapan hasil penelitian dan teknologi terbaru.
Inovasi teknologi PUPR.
Inovasi teknologi PUPR.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ada lima inovasi utama dalam akselerasi pembangunan infrastruktur, yakni kerangka hukum dan perundangan yang kondusif, inovasi pembiayaan dan pendanaan pembangunan infrastruktur, kepemimpinan yang kuat, koordinasi antar lembaga yang solid, dan juga penerapan hasil penelitian dan teknologi terbaru.

Terkait penerapan hasil penelitian dan teknologi terbaru untuk mempercepat pencapaian target pembangunan infrastruktur, Kementerian PUPR terus mengembangkan berbagai inovasi teknologi yang mempermudah pelaksanaan pekerjaan untuk lebih berkualitas, cepat, efisien, dan tepat sasaran.

“Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian PUPR telah menghasilkan lebih dari 25 teknologi bidang jalan dan jembatan yang mampu mendukung kebutuhan program peningkatan konektivitas,” ujar Menteri Basuki, dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Sabtu (5/8/2017).

Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, selain bermanfaat untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur, inovasi teknologi PUPR juga mendorong peningkatan pemanfaatan sumber daya lokal sehingga menggerakkan kehadiran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

“Inovasi teknologi memberi nilai tambah di samping menekan kebutuhan biaya dan mempercepat pekerjaan. Sebagai contoh ketika kita membangun jalan Trans Papua dan Papua Barat, kita berusaha meneliti bagaimana memaksimalkan penggunaan material-material lokal di Papua Barat, salah satunya pemanfaatan Batu Kapur, sehingga tercipta teknologi yang bisa dikerjakan oleh masyarakat lokal,” ujar Danis di Jakarta.

Menurutnya penggunaan batu kapur sebagai bahan bangunan juga memiliki keunggulan dalam memperpanjang umur bangunan.

Selain itu di sektor sumber daya air, Balitbang Kementerian PUPR juga telah mengembangkan penggunaan teknologi beton pra cetak (precast) untuk saluran-saluran irigasi dengan standarisasi serta kualitas baik dengan harga yang lebih murah sehingga pekerjaan saluran irigasi bisa lebih cepat selesai.

“Ini sudah dilakukan hampir di seluruh saluran-saluran irigasi yang sekarang dikerjakan. Kita memilih teknologi yang bisa dikerjakan oleh masyarakat,” ungkap Danis.

Untuk mempercepat program sejuta rumah, Kementerian PUPR juga menggunakan beton precast yang juga unggul dalam kecepatan dan kontinuitas proses produksi beton.

Beton pracetak digunakan untuk pembangunan RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat), rumah susun, rekonstruksi sekolah sementara pasca bencana, seperti diterapkan di Pidie Jaya awal 2017 lalu, serta pembangunan jalan dan jembatan.

Sebagian besar bahan baku produk telah banyak tersedia di dalam negeri sehingga harga produk semakin kompetitif.

Salah satu produsen beton pracetak adalah PT. Kunango Jantan (PT. KJ) selaku perusahaan lokal asal Sumatera Barat yang membuat komponen bangunan seperti beton pra cetak, struktur baja, tiang besi, cinder block, dan blok beton serta pipa galvanis.

Belum lama ini, Kementerian PUPR juga telah menggelar ujicoba aspal plastik sepanjang 700 meter yang bertempat di Universitas Udayana, Bali.

 

PUPR Terapkan Inovasi Teknologi Pacu Pembangunan Infrastruktur

Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik, dengan kebutuhan limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton untuk setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter.

Di bidang jembatan, Kementerian PUPR juga berhasil menggunakan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang dicampur dengan baja gelombang, sehingga menghabiskan waktu lebih cepat 40 persen pada pembangunan fly over Antapani di Bandung dan menghemat biaya hingga 60%.

Selain itu Kementerian PUPR melalui Balitbang juga telah berhasil membangun Jembatan Apung di Cilacap dengan panjang 47 meter.

Jembatan Apung ini dikerjakan hanya dalam waktu kurang lebih enam bulan, menghabiskan anggaran sebesar Rp2 miliar dengan rincian Rp1,2 miliar untuk material dan sisanya untuk mobilisasi.

Jembatan ini menghubungkan Desa Ujung Alang dengan Desa Klaces yang merupakan ibukota Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap dan dapat dimanfaatkan warga khususnya untuk pejalan kaki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper