Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla membahas penerapan teknologi untuk mendorong produksi garam dengan sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait di rumah dinas Wapres, Jakarta Pusat.
Tampak hadir dalam breakfast meeting tersebut Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto.
Usai pertemuan, Unggul menyatakan BPPT mampu mengembangkan teknologi untuk memproduksi garam lebih efisien dan lebih cepat dibandingkan dengan cara tradisional.
Dengan cara biasa, proses pembentukkan garam memakan waktu 14 hari dan sangat bergantung pada cuaca. Lewat teknologi itu proses produksi garam bisa menjadi hanya 4 hari saja.
"Nah, ada teknologi dengan mengalirkan air garam, berputar putar untuk meningkatkan konsentrasinya. Air juga terus masuk," katanya, Jumat (4/8/2017).
Kedepannya, diharapkan pemerintah tidak perlu mengimpor garam dengan perkiraan teknologi tersebut dapat menghasilkan 50.000 ton/ tahun.
Baca Juga
"Dengan adanya lahan untuk meningkatkan konsentrasi kadar garam, tinggal kristalisasi dalam 4 hari. Perlu lahan cukup luas memang, untuk menampung air laut yang diputar," lanjutnya.
Adapun, untuk mengimplementasikan teknologi tersebut dibutuhkan lahan induk seluas 400 hektar, dua waduk dan 300 hektar untuk evaporasi agar pemanfaatan teknologi bisa optimal.
Pilot project akan dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Teknologi tersebut juga bisa diterapkan di NTB, Sulawesi Selatan, Jeneponto, yang merupakan daerah produksi garam.