Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Opsi Impor Masih Jadi Pilihan Pemenuhan Kebutuhan Garam

Opsi impor garam konsumsi masih menjadi pilihan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan domestik di tengah kelangkaan yang melanda dalam beberapa waktu terakhir.
Petani memilah hasil produksi garam lokal di tempat pembuatan garam Desa Lacok Bayu, Aceh Utara, Aceh, Senin (24/7)./ANTARA-Rahmad
Petani memilah hasil produksi garam lokal di tempat pembuatan garam Desa Lacok Bayu, Aceh Utara, Aceh, Senin (24/7)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA — Opsi impor garam konsumsi masih menjadi pilihan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan domestik di tengah kelangkaan yang melanda dalam beberapa waktu terakhir.

“Impor akan tetap dibuka karena kebutuhan belum mampu dipenuhi [dari dalam negeri],” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Jumat (28/7/17).

Dia mengatakan sampai saat ini masih dalam penghitungan oleh tim verifikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelum adanya rekomendasi penerbitan izin impor. Perizinan hanya bisa diberikan kepada PT Garam.

“Saya sudah minta Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri [Kemendag] dan KKP untuk menyuruh PT Garam meminta izin impor garam,” jelas Mendag.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri sebelumnya mengungkapkan masih terjadi kelangkaan garam konsumsi di pasar tradisional. Akibatnya, kenaikan harga bisa menembus 200%.

Abdullah menjelaskan harga garam kemasan 200 gram bisa menembus Rp4.500. Di Jakarta, sambungnya, harga berada di kisaran Rp2.600—Rp3.000 per 200 gram. Sementara itu, harga di berbagai daerah bervariasi dengan kisaran Rp3.500—Rp5.000 per 200 gram.

“Hampir di seluruh pasar di Indonesia. Kenaikannya variatif ada yang 50% hingga 200%,” ujarnya.

Dia menjelaskan pada kondisi normal biasanya harga berada pada kisaran Rp1.500—Rp2.000 per 200 gram. Kendati demikian, dia menyarankan agar pemerintah tidak melakukan opsi impor garam konsumsi. Menurutnya, justru harus dilakukan optimalisasi terhadap hasil produksi petani lokal.

Abdullah meminta agar pemerintah memantau proses produksi garam konsumsi. Menurutnya, impor merupakan jalan terakhir yang dapat ditempuh saat terjadi kelangkaan garam di dalam negeri.

“Harusnya bulan ini dan bulan depan panen raya jadi harus dipastikan distribusi tidak tersumbat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper