Bisnis.com, JAKARTA- Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengemukakan kawasan Asia Timur antara lain Jepang, Taiwan, dan Hong Kong merupakan negara yang terus mencatatkan peningkatan permintaan perawat lansia dan perawat.
Berbeda dengan Taiwan yang permintaan didominasi oleh individual dan perusahaan, pengiriman perawat lansia dan perawat ke Jepang harus melalui kerja sama bilateral.
Per 2017, pengiriman perawat dan pengasuh lansia ke Jepang meningkat 16,1% (year-on-year/yoy) menjadi 324 dengan rincian 29 perawat dan 295 pengasuh lansia.
Sepanjang 2008-2016, setidaknya Pemerintah Jepang telah memberangkatkan perawat dan pengasuh lansia sebanyak 1.792 melalui kerjasama Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Menurut data BNP2TKI, tiap tahun ada permintaan 16.000 perawat, namun Indonesia pada 2016 hanya mampu mengirim 200 orang di sektor keperawatan.
Selain ke Asia Timur, BNP2TKI juga menawarkan ribuan pekerjaan bidang keperawatan di negara lain seperti Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Lulusan akademi perawat Indonesia sangat dibutuhkan di negara-negara tujuan seperti, Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Arab Emirat (UAE), Jepang dan Taiwan.
Perawat Indonesia di luar negeri cenderung diunggulkan dibanding perawat-perawat dari negara lain di Asia, karena perawat Indonesia dikenal jarang mengeluh, rajin, ulet dan sigap mematuhi perintah atasannya.
Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang besar bagi para perawat Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri, terutama dalam memperbaiki penguasaan percakapan dam Bahasa Inggris, menghilangkan perasaan inferior dalam bernegosiasi, memperbaiki CV yang cenderung tidak menjual, sertifikasi yang baik, dan mengatasi perasaan rindu kampung halaman (homesick).
“Kualitas perawat Indonesia sebenarnya tidak kalah dari Filipina. Apalagi perawat Indonesia terkenal dengan sikapnya yang ulet, teliti, dan ramah,” ujar Agusdin Subiantoro, Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI, Rabu (27/7/2017).