Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Stok Kerang Mutiara Turun, 15.000 Ekor Spat Dilepas ke Alam

Sekitar 15.000 ekor spat kerang mutiara jenis Pinctada maxima dilepas ke perairan sekitar Gili Kondo, Desa Padak Guar, Sambalia, Lombok Timur, untuk mengerek stok di alam yang saat ini turun.
Sri Mas Sari
Sri Mas Sari - Bisnis.com 24 Juli 2017  |  11:57 WIB
Stok Kerang Mutiara Turun, 15.000 Ekor Spat Dilepas ke Alam
Mutiara - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 15.000 ekor spat kerang mutiara jenis Pinctada maxima dilepas ke perairan sekitar Gili Kondo, Desa Padak Guar, Sambalia, Lombok Timur, untuk mengerek stok di alam yang saat ini turun.

Siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin (24/7/2017), menyebutkan ribuan spat (tiram muda) kerang mutiara itu merupakan hasil pembenihan buatan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan restocking sangat krusial dan mendesak karena mulai terjadi penurunan ketersediaan induk kerang mutiara di alam akibat penangkapan yang overexploitative.

Menurut dia, banyak perusahaan pembenih mutiara yang mulai kesulitan mendapatkan sumber induk di alam sehingga mengkhawatirkan bagi keberlanjutan bisnis mutiara di Indonesia.

Padahal, perairan Indonesia, khususnya Pulau Lombok, dikenal dunia sebagai habitat asli kerang mutiara jenis Pinctada maxima yang terkenal di mancanegara dengan sebutan "The Queen Of Pearl" atau Ratunya Mutiara.

“Kenyataannya saat ini induk kerang mutiara mulai sulit didapatkan. Kita tahu selama bertahun-tahun pengembangan pembenihan kerang mutiara ini lebih banyak mengandakan induk dari alam. Ini berbahaya untuk kelangsungan spesies,” kata Slamet.

Untuk menjamin kualitas produk mutiara, KKP menggiatkan pemuliaan induk melalui selective breeding, yakni pemilihan induk dari berbagai multilokasi untuk menghasilkan galur induk yang unggul. Dengan demikian, kebutuhan induk ke depan tidak lagi mengandalkan tangakapan alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

mutiara kerang
Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top