Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Baja Masih Perlu Pengawasan Ketat

Pemerintah diminta terus meningkatkan pengawasan terhadap impor baja. Pelaku industri baja menilai tren impor baja selalu naik dari tahun ke tahun lantaran lemahnya perlindungan terhadap pasar domestik.
Ilustrasi: Plat Baja/jayaparisteel.co.id
Ilustrasi: Plat Baja/jayaparisteel.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah diminta terus meningkatkan pengawasan terhadap impor baja. Pelaku industri baja menilai tren impor baja selalu naik dari tahun ke tahun lantaran lemahnya perlindungan terhadap pasar domestik.

Direktur Eksekutif Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (The Indonesian Iron and Steel Association/IISIA) Hidayat Triseputro menyatakan kapasitas terpasang pabrikan baja nasional memang belum mampu memenuhi seluruh permintaan domestik.

Hanya saja, dalam praktiknya banyak importir yang justru memanfaatkan pelarian HS number (kode kepabeanan).

Importir baja memanfaatkan masih terbebasnya pengenaan bea masuk terhadap baja paduan untuk mengimpor baja karbon.

Kendati pemerintah tengah mengkaji pengenaan bea masuk yang setara bagi baja karbon dan baja paduan.

“Kami lihat kebanyakan yang masuk itu masih alloy steel, padahal bukan, karena unsur alloy-nya hanya sedikit. Itu yang kami selalu minta, yaitu supaya pengawasan terus diperketat,” ujar Hidayat saat dihubungi, Sabtu (22/7/2017).

Menurut Hidayat, Indonesia beserta negara-negara lain di Asean menjadi pasar bagi produk baja asal China. Kapasitas terpasang negara itu juga jauh melebihi permintaan domestiknya.

Kenaikan produksi di China, menurutnya, sudah pasti bakal berimbas pada kenaikan impor baja di negara-negara Asean.

Hidayat menyatakan penurunan realisasi impor pada periode bulan lalu tak terhindarkan mengingat permintaan baja selalu melambat pada periode Lebaran.

Badan Pusat Statistik mencatat nilai impor besi dan baja pada Juni 2017 senilai US$450,39 juta dengan volume sebesar735.528 ton.

Nilai impor pada Juni 2017 turun 24,96% yoy dibanding Juni 2016 yaitu sebanyak US$600,17 juta dengan volume sebesar 1,27 juta ton.

Nilai itu juga menurun 44,8% bila dibandingkan Mei 2017 senilai US$816 juta dengan volume sebanyak 1,37 juta ton.

Namun, nilai impor besi dan baja secara akumulatif pada semester pertama 2017 mencapai US$3,52 miliar dengan volume sebesar 6,16 juta ton.

Angka itu melonjak 19,84% dibanding semester pertama tahun lalu yakni senilai US$2,94 miliar dengan volume sebanyak 6,65 juta ton.

Besi dan baja menjadi salah satu komoditas impor yang paling tinggi di semester pertama 2017, yaitu dengan berada di bawah nilai impor permesinan dan plastik.

Asosiasi Baja Dunia (World Steel Association) mencatat China sebagai produsen baja terbesar di dunia kembali menggenjot produksinya selama semester pertama 2017.

Pada semester pertama 2017, China sudah memproduksi sebanyak 419,7 juta ton baja atau naik 3,9% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Negara itu memproduksi sebanyak 73,2 juta ton pada Juni 2017, atau naik 5,7% yoy dibanding Juni 2016. Angka produksi baja di bulan Juni itu merupakan yang tertinggi selama semester pertama.

Produksi baja China terus mengalami kenaikan sejak titik terendah di bulan Februari dengan produksi sebanyak 67,1 juta ton.

Kenaikan produksi di China sejalan dengan lonjakan produksi baja global selama semester pertama, mengingat pangsa negara itu mencapai separuh kapasitas terpasang di dunia.

Produksi baja di dunia selama semester pertama 2017 sebanyak 836 juta ton, atau naik 4,5% yoy dibanding semester pertama tahun lalu.

Produksi baja global pada Juni 2017 mencapai 141 juta ton, atau naik 3,2% yoy dibanding Juni 2016. Angka produksi itu sedikit melambat dibanding produksi baja dunia pada bulan sebelumnya, yakni sebanyak 143,3 juta ton pada Mei 2017.

Produksi baja di Asia dengan mencapai 576,8 juta ton pada semester pertama 2017, atau naik 4,8% dibanding semester pertama 2016. Lalu di urutan selanjutnya menyusul benua Eropa (86,1 juta ton) dan Amerika Utara (57,4 juta ton).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper