Bisnis.com, JAKARTA—Industri plastik nasional akan menambah investasi mesin pada semester kedua tahun ini. Selama periode Januari—Juni 2017, perusahaan menunda perbaikan mesin atau pembelian mesin baru karena kondisi permintaan plastik dan produk turunannya yang belum stabil.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menyebutkan produsen plastik hulu dan hilir memang sempat menghadapi ketidakpastian permintaan selama semester I/2017. Hal ini kemudian berujung pada impor plastik yang meningkat pada periode tersebut.
"Pada semester pertama kemarin, industri sempat menahan investasi padahal ternyata demand-nya ada. Akibatnya, permintaan lokal diisi oleh produk impor, pemasukan plastik jadi meningkat. Makanya pada semester kedua ini, investasi mesin akan ditingkatkan," jelas Fajar, Kamis (20/7/2017).
Fajar menjelaskan investasi pembelian mesin baru atau perbaikan mesin merupakan hal rutin yang kerap ditempuh perusahaan setiap 2 tahun hingga 5 tahun sekali. Selama kuartal I/2017, permintaan plastik sempat jeblok sehingga pada kuartal II/2017, perusahaan lebih memilih untuk menunda investasi.
Apalagi, situasi politik pada awal tahun sempat riuh dengan pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta sehingga memengaruhi aktivitas perdagangan industri pengguna plastik. Selain itu, perlemahan daya beli masyarakat juga turut memukul kinerja industri plastik pada awal tahun.
Berdasarkan catatan Inaplas, permintaan plastik yang lesu pada kuartal I/2017 berhasil ditopang oleh kenaikan permintaan pada kuartal II/2017 karena bulan puasa dan Lebaran.