Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pipa Gas Grissik-Pusri Ditarget Kelar Medio 2018

Pembangunan pipa gas transmisi ruas Grissik-Pupuk Sriwidjaja di Sumatra Selatan sepanjang 176 kilometer (km) ditargetkan tuntas medio 2018.
Petugas memeriksa saluran pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam
Petugas memeriksa saluran pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam

LHOKSEUMAWE - Pembangunan pipa gas transmisi ruas Grissik-Pupuk Sriwidjaja di Sumatra Selatan sepanjang 176 kilometer (km) ditargetkan tuntas medio 2018.

Presiden Direktur PT Pertamina Gas (Pertagas) Suko Hartono mengatakan bahwa pihaknya segera memulai pembangunan pipa gas transmisi ruas Grissik – Pusri guna memasok gas untuk kebutuhan energi dan bahan baku PT Pupuk Sriwidjaja di Sumatra Selatan.

Pertagas telah melakukan rapat perdana serta penandatanganan dokumen teknis pada Rabu (19/7) di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta bersama mitra yakni Konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Wahanakarsa Swandiri sebagai kontraktor pelaksana proyek.

Dia pun menargetkan proyek bisa diselesaikan dalam kurun waktu 11 bulan.

"Proyek ini ditargetkan selesai dalam 11 bulan sehingga pasokan gas untuk kebutuhan pabrik Pusri dapat segera terpenuhi,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (19/7).

Ruas pipa gas Grissik-Pusri ini akan dibangun dengan diameter 20 inci sepanjang 176 km yang melewati Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin serta Kota Palembang. Pipa gas akan menyalurkan pasokan dari Lapangan Gas Grissik Gas (ConocoPhillips).

Pada tahun pertama, volume penyaluran gas untuk memenuhi kebutuhan Pusri sebesar 30 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan tahap selanjutnya akan bertambah menjadi 70 MMscfd.‎

Dengan dibangunnya ruas pipa baru ini maka akan menambah panjang jaringan pipa gas transmisi Pertagas yang saat ini sudah mencapai sekitar 2.300 km.

Sebelumnya, ruas pipa Grissik-Pusri akan diselesaikan pada 2017 dengan total panjang 300 km. Pipa tersebut akan menyalurkan gas 160 MMscfd melalui investasi sebesar US$150 juta.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja mengatakan pihaknya hanya akan merealisasikan pembangunan jaringan gas yang menyalurkan gas ke 59.809 sambungan rumah (SR) pada tahun 2017. Sebelumnya, Pemerintah berencana menambah jargas sebanyak 19.000 SR yang berasal dari pengalihan biaya pembangunan tangki timbun bahan bakar minyak (BBM) dan penghematan pengadaan barang dan jasa.

Namun, penambahan sambungan rumah urung dilakukan karena kementerian harus melakukan pemotongan anggaran. Padahal, pembangunan jargas akan berimplikasi pada menurunnya penyalurab subsidi gas tabung melon.

Pembangunan jargas untuk rumah tangga telah dilakukan sejak tahun 2009. Jargas yang sudah terbangun hingga 2016 sebanyak 185.991 SR di 14 provinsi di 26 kabupaten/kota. "Tadinya kan hasil penghematan dari lelang dialihkan ke jargas. Tapi kan diminta memotong anggaran 15%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper