Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Restorasi Gambut Targetkan 100 Titik Sumur Bor di Kalsel

Tim Restorasi Gambut di Kalimantan Selatan membuka peluang bagi pendonor untuk membantu program mereka.
Ilustrasi: Lahan gambut/cwacwa
Ilustrasi: Lahan gambut/cwacwa

Bisnis.com, BANJARMASIN - Tim Restorasi Gambut di Kalimantan Selatan membuka peluang bagi pendonor untuk membantu program mereka.

Tim Restorasi Gambut (TRG) Kalimantan Selatan menargetkan pembuatan 100 titik sumur bor untuk program restorasi lahan gambut tahun 2017.

"Anggaran dari APBN turun untuk 50 titik, sedangkan kami menargetkan 100 titik jadi selebihnya kami mencari bantuan pendonor," kata Ketua Tim Restorasi Gambut Kalsel Saut Nathan Samosir di Banjarmasin, Selasa (18/7/2017).

Ada empat kabupaten yang masuk dalam wilayah pembuatan sumur bor, yakni Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tapin atau Balangan.

Sedangkan Kota Banjarbaru rencananya juga ada penambahan lagi sumur bor dari tahun lalu yang sudah dibangun 50 titik.

"Sumur bor di Banjarbaru masih mencakup area sekitar bandara, sedangkan untuk Kabupaten Tapin atau Balangan memang hanya salah satunya untuk tahun ini," papar Samosir.

Kalsel sendiri ditargetkan dalam program restorasi lahan gambut nasional hingga tahun 2020 ada 10 kabupaten dan kota yang sudah terbangun sumur bor dan bloking kanal.

Termasuk Kalsel, 6 provinsi lain yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua akan merestorasi lahan gambut hingga total 2 juta hektare.

Tahun ini Kalsel mendapat kucuran APBN sebesar Rp 24 miliar, termasuk di dalamnya untuk biaya operasional Rp 3,1 miliar.

Samosir mengungkapkan, setiap peralatan pembuatan sumur bor membutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta. Satu mesin pompa untuk 5 titik sumur bor.

"Semuanya dikelola masyarakat, jadi di wilayah atau desa setempat dibentuk masyarakat peduli api yang mempergunakan sumur bor untuk kepentingan masyarakat seperti untuk bertani, berkebun hingga untuk pembasahan saat musim kemarau yang berpotensi terjadinya kebakaran lahan," jelas pria yang dikenal sebagai pengusaha ekspedisi Lintas Jawa Group ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper