Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Belum Akan Tambah Impor LNG

PT Pertamina (Persero) belum akan menambah pasokan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari luar negeri.
Liquefied Natural Gas (LNG)./Istimewa
Liquefied Natural Gas (LNG)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) belum akan menambah pasokan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari luar negeri.

VP LNG Pertamina Didik Sasongko mengatakan saat ini pihaknya belum akan menambah impor LNG dalam waktu dekat. Dia menyebut, saat ini perlu melihat pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan gas dalam negeri lebih dulu.

"Kita hold dulu, lihat ekonomi dan keperluan," ujarnya usai menghadiri acara Gas Indonesia Summit&Exhibition di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Dia mengasumsikan bila pembangkit berkapasitas 14 giga watt (GW) terbangun di 2019, maka dibutuhkan pasokan 1.100 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas atau sekitar 8 juta ton. Di balik ketidakpastian pengembangan lapangan gas dalam negeri, pihaknya telah mengamankan pasokan dari luar negeri.

Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat kesepakatan pasokan LNG yang diteken sebelumnya. Pertama, kesepakatan jangka panjang Total dengan Pertamina untuk pasokan LNG sebesar 0,4 sampai 1 juta ton per tahun yang dimulai pada 2020 dan berlangsung selama 15 tahun. Pasokan tersebut berasal dari Proyek Corpus Christi, Amerika Serikat. Sebagai gantinya, Total bakal memasok LNG ke Pertamina dengan volume yang sama yakni 0,4-1 juta ton per tahun.

Kedua, Pertamina telah menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan anak usaha Cheniere Energy Inc yakni Corpus Christi Liquefaction Liability Company untuk memasok 0,76 juta ton per tahun LNG mulai 2019 selama 20 tahun.

Ketiga, Pertamina juga sudah berkontrak dengan Cheniere Energy dengan volume yang sama namun dimulai pada 2018 dengan durasi 20 tahun. Keempat, Pertamina meneken kesepakatan (head of agreement/HoA) LNG dari ExxonMobil sebanyak 1 juta ton per tahun selama 20 tahun mulai 2025.

Terakhir, dari Woodside Singapore akan dipasok sekitar 0,6 juta ton per tahun yang bisa ditingkatkan menjadi 1,1 juta ton per tahun. Pasokan 0,6 juta ton per tahun mulai dikirim 2022-2034 dan bisa ditingkatkan menjadi 1,1 juta ton per tahun pada 2024-2038.

"Kalau enggak kita secure, gimana bisa FID (keputusan akhir investasi) itu power plant? Makanya kita siapkan impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper